Buat Alat Terapi Down Syndrome, Mahasiswa UMM Raih Gold Medal

KAMPUS, Malangpost.id – Kelompok Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) baru-baru ini berhasil meraih prestasi Internasional berupa Gold Medal.

Tepatnya pada ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiade (I2ASPO), yang terselenggara secara luring di Mall BG Junction, Surabaya pada tanggal 11 sampai 14 Desember lalu.

Kelompok mahasiswa itu terdiri dari Satria Filalli, Dicky Marcellino Akbar, Moh Miftachul Fadhli, Retno Muji Rahayu dan Daininggis Restu Ilahi.

Dalam ajang besutan Indonesia Young Scientist Association (IYSA) tersebut, mereka mengangkat karya berjudul Match & Growth: Study Process for Children with Down Syndrome”.

Baca Juga: Bukti Keseriusan FE UIN Malang dalam Meraih Akreditasi Internasional, Benchmarking ke FPEB UPI Bandung Dilakukan

Yakni sebuah inovasi alat terapi dan aplikasi yang bertujuan untuk membantu terapi anak down syndrome.

Mendapat Gold Medal Kategori Research On Children With Special Needs

Melalui karya itu, mereka berhasil mendapat Gold Medal untuk kategori Research On Children With Special Needs.

Ketua tim, Satria Filalli menyampaikan inovasi lahir dari persoalan minimnya alat terapi bagi anak berkebutuhan khusus terutama di Sekolah Luar Biasa (SLB).

“Kami melihat minimnya alat terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Hal inilah yang mengawali ide kami untuk membantu terapi anak down syndrome melalui alat terapi dan aplikasi M&G,” ujar Satria.

Ia melanjutkan bahwa alat terapi M&G ini memiliki komponen UNO R3 dan RFID Reader. Berguna untuk menampilkan gambar hewan lengkap dengan suaranya.

Manfaat untuk Menstimulasi Ingatan Jangka Pendek

Itu bermanfaat untuk menstimulasi ingatan jangka pendek melalui siaran gambar dan suara hewan, sehingga dapat membentuk ingatan jangka panjang yang lebih baik.

Mengingat anak down syndrome memiliki ingatan jangka pendek yang kurang serta mudah lupa.

Baca Juga: Telisik Wisata Baru di Pujon, Mahasiswa Kehutanan UMM Gelar Pameran Festival Ekowisata

“Memang ada sedikit perbedaan khususnya dari segi tampilan 3D. Penggunaan di aplikasi cenderung menampilkan gambar dan grafis yang lebih bagus,” imbuhnya.

Satria lantas berharap, alat dan aplikasi yang ia buat bersama timnya bisa terus berkembang menjadi lebih baik. Terutama dalam bidang terapi anak down syndrome, sehingga dapat membantu mereka. Baik itu di SLB maupun tempat lainnya.

“Kami berharap alat ini benar-benar bisa diimplementasikan secara luas oleh pihak SLB maupun masyarakat luas.” jelasnya.

Bagikan ke sosial media:

Recommended For You

Wahyu

About the Author: Wahyu Setiawan

Paling hobi jalan-jalan; lebih senang baca novel; suka nonton film bergenre Adventure, Comedy, Horror, Animation, Fantasy & Romance.

1 Comment

  1. Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me. https://www.binance.info/ru/join?ref=JHQQKNKN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kunjungi Alamat Baru Kami

This will close in 0 seconds