Pandemi dan Kemiskinan yang Melanda Dunia

DUNIA, malangpost.id- Sudah tak terhitung berapa kerugian yang diakibatkan dari adanya virus corona ini. Sudah satu tahun lebih dunia ini terjangkit virus tak kasat mata yang membuat masyarakat dilanda kepanikan. Seluruh tatanan dunia kacau, tidak terprediksi dan seakan tidak siap dengan kondisi ini, semua negara mengalami kerugian dalam menangani masalah ini. Bahkan beberapa negara sudah mengalami peningkatan kemiskinan.

Akibat pandemi virus corona, kemiskinan ekstrem diprediksi akan meningkat pada tahun ini, yakni sekitar 115 juta orang masuk ke kategori kemiskinan tersebut. Lebih mengejutkan lagi kenaikan angka kemiskinan ekstrem ini tercatat menjadi yang pertama kali terjadi sejak tahun 1998 atau dua dekade terakhir. Ketika itu, krisis keuangan negara-negara Asia mengguncang ekonomi global. Dalam situasi ini, Bank Dunia menyatakan akan terus menyediakan pinjaman hingga ribuan triliun rupiah untuk negara-negara berkembang.

Padahal sebelum pandemi melanda, angka kemiskinan ekstrem diperkirakan turun menjadi 7,9% pada 2020. Namun sekarang kemiskinan itu justru akan mempengaruhi antara 9,1% dan 9,4% dari populasi dunia tahun ini. Persentase itu muncul dalam Laporan Kemiskinan dan Kesejahteraan Bersama Bank Dunia.

Tak terkecuali di Indonesia, hampir di semua wilayah terdampak dan mengalami peningkatan kemiskinan. Salah satu contohnya adalah Tangerang Selatan. Semenjak pandemi Covid-19 melanda, tingkat kemiskinan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meningkat 2,29 persen. Kini, 40.990 kepala keluarga di Tangsel berada di garis kemiskinan.

Jika dibandingkan data survei periode yang sama pada 2019 lalu, angka kemiskinan tersebut lebih besar. Pada Maret 2019, angka kemiskinan di Tangsel hanya sebesar 29.190 atau naik 1,68 persen dibanding periode Maret 2018. Virus corona jelas menjadi penyebab utama kondisi ini terjadi. Sebagaimana yang sudah dimaksud diatas, situasi seperti ini tidak dapat dihindari, tetapi masih bisa dicegah dengan berbagai kebijakan dan tindakan yang dapat mengurangi buruknya keadaan.

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar atau basic needs approach. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Bagikan ke sosial media:

Recommended For You

abirafdi

About the Author: abirafdi

Menjadi seorang penulis tidak hanya membutuhkan kemampuan dan pengetahuan saja. Passion juga dapat membantu saya untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kunjungi Alamat Baru Kami

This will close in 0 seconds