Harga emas di dunia dan Indonesia melonjak ke rekor tertinggi selama pandemi. Anda mungkin bertanya-tanya, perlu menjual atau membeli yah?
FINANCE, malangpost.id – Efek pandemi membuat berbagai sektor terguncang, termasuk juga logam mulia. Hal ini tidak saja terjadi di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Selama masa pandemi, harga logam mulia di Indonesia mengalami lonjakan yang sangat tajam.
Jika sebelum pandemi logam mulia PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berkisar di ratusan ribu rupiah, saat pandemi, harga emas sempat menembus rekor baru hingga di atas satu juta rupiah per gramnya.
Mulai bulan Maret 2020, harga emas Antam mencatatkan kenaikan hingga Rp. 860.000 per gram. Meskipun sempat terjadi penurunan, namun harga kembali naik di bulan April hingga Rp. 972.000 per gram.
Harga logam mulia kembali sempat naik turun di harga Rp. 900 ribuan per gram, hingga akhirnya menembus rekor baru di harga Rp. 1.022.000 per gram di bulan Juli 2020 lalu.
Emas sebagai investasi
Logam mulia menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih masyarakat. Beberapa memilih emas sebagai investasi jangka pendek, ada juga yang menjadikannya investasi jangka panjang, termasuk diantaranya untuk kebutuhan pensiun.
Investasi emas bukan merupakan investasi dengan tingkat pengembalian yang pasti. Bisa jadi kenaikan harga emas melonjak signifikan, bisa juga sebaliknya. Namun, emas tetap dianggap sebagai instrumen investasi yang dinilai aman, terlebih selama pandemi Corona.
Sebagai contoh, jika seseorang membeli emas pada akhir 2017 dan menjualnya di akhir tahun 2018, sesuai dengan harga saat itu, orang tersebut hanya mendapatkan keuntungan sekitar 2 persen saja.
Contoh lainnya, jika ada yang membeli emas di pertengahan tahun 2019 dengan asumsi harga Rp. 720 ribu per gram dan menjualnya di Agustus 2020 dengan harga Rp. 970 ribu per gram, maka ia sudah mendapatkan untung sebesar 34.7 persen. Menggiurkan bukan?
Faktor penyebab harga emas naik
Ada beberapa hal yang terjadi di dunia yang mempengaruhi melonjaknya harga emas. Beberapa diantaranya adalah :
1 Pandemi Corona
Faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga logam mulia diantaranya karena pandemi yang melanda seluruh dunia. Dan hingga kini, penyebaran virus Corona belum juga selesai. Karenanya, para investor cenderung beralih ke instrumen investasi dengan risiko rendah dan aman, yaitu emas.
2 Politik dunia
Sejumlah masalah global di dunia menjadi faktor lain yang membuat harga emas mengalami kenaikan. Diantaranya adalah ketegangan antara China dan India di Pegunungan Himalaya. Juga memanasnya hubungan Amerika dan China dengan isu dagangnya.
3 Ekonomi AS yang melemah
AS menyumbang 20% perekonomian global, menjadikannya negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Kondisi dalam negeri dan juga kasus Covid-19 yang terus melonjak di AS membuat ekonomi AS terpukul. Sehingga dollar melemah dan membuat banyak investor beralih ke emas. Permintaan yang tinggi akan emas membuat harganya semakin naik.
Jual beli emas di masa pandemi
Dengan harga emas yang melambung tinggi, Anda mungkin bertanya-tanya, jadi sebaiknya membeli atau menjual? Memang agak sulit untuk menentukan di masa pandemi yang belum diketahui seperti apa prospek ekonomi ke depannya
Mungkin Anda tergiur untuk langsung menjual semua simpanan emas Anda karena akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Solusinya, Anda bisa menjual sebagian simpanan emas Anda, dan sebagian lainnya dipertahankan.
Dengan pertimbangan ketidakpastian ekonomi dan emas merupakan komoditas tambang yang akan habis cadangannya, ada potensi kenaikan emas selanjutnya.
Jika Anda merasa harga emas terlampau tinggi karena sudah di atas value-nya, membeli emas bukanlah pilihan yang bijak. Anda bisa mengalihkan investasi ke instrumen yang lain seperti reksa dana, obligasi, atau saham.
Sebelum memilih instrumen investasi lain, Anda perlu memperhatikan prospek ekonomi ke depan untuk memperkecil risiko yang bisa muncul. Jika Anda tetap ingin berinvestasi di logam mulia, menabung emas bisa jadi pilihan lho! (ds3)