BINTANG, malangpost.id – Beberapa waktu lalu, Deddy Corbuzier, seorang aktor, presenter TV, dan YouTuber Indonesia rehat dari media sosial selama hampir dua minggu. Setelahnya, Deddy Corbuzier kemudian muncul dan mengabarkan kalau ia sempat terinfeksi Covid-19 dan bahkan mengalami badai sitokin.
Deddy menyebutkan ia terpapar Covid-19 setelah merawat keluarganya yang lebih dulu dinyatakan positif. Dipastikan positif, Deddy tidak mengalami gejala apapun. Namun, dua minggu setelahnya ia mengalami demam cukup tinggi meskipun hasil tesnya sudah negatif.
Berikut beberapa fakta tentang badai sitokin yang membuat kondisi Deddy Corbuzier memburuk bahkan kritis.
1. Tentang badai sitokin
Sitokin adalah protein yang bekerja mengirimkan sinyal di tubuh untuk merespon infeksi. Badai sitokin sendiri merupakan kondisi respon imun tubuh seseorang yang berlebihan. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem respon kekebalan tubuh dalam menangani zat menular, seperti bakteri dan virus.
2. Gejala badai sitokin
Gejala badai sitokin yang dialami seseorang bisa berbeda-beda. Dalam beberapa kasus hanya muncul gejala ringan seperti flu. Namun, ada juga yang mengalami gejala parah dan mengancam jiwa. Beberapa gejala badai sitokin yang bisa timbul pada pasien Covid-19 diantaranya:
- Deman dan menggigil
- Mual dan muntah
- Kelelahan dan sakit kepala
- Pembengkakan pada ekstremitas
- Nyeri otot dan persendian
- Ruam
- Kelesuan dan daya tanggap yang buruk
- Batuk dan sesak napas atau nafas cepat
- Kejang
- Kesulitan mengkoordinasikan gerakan
- Kebingungan dan halusinasi
3. Penyebab badai sitokin
Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab dari badai sitokin. Beberapa ahli menduga pasien yang mengalami badai sitokon akibat sistem kekebalan tubuh sendiri. Sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan infeksi justru membuat kondisi penyakit semakin parah.
4. Bisa dialami pada penderita Covid-19
Dalam beberapa kasus, sindrom badai sitokin menyebabkan kondisi amat parah pada pasien yang positif Covid-19. Bahkan, perburukan kondisi bisa terjadi dalam waktu yang singkat. Badai sitokin sering kali tidak memperlihatkan tanda-tandanya dan tidak selalu terjadi pada setiap orang yang positif Covid-19. Beberapa orang mungkin lebih rentan mengalami badai sitokin jika memiliki gen yang membuat sistem kekebalan mereka bekerja dengan reaksi tertentu, misalnya penyakit autoimun.
5. Dampak badai sitokin
Seseorang yang mengidap badai sitokin dan terinfeksi COVID-19 bisa mengalami demam dan sesak napas. Gejala berpotensi menjadi beragam komplikasi pernafasan lainnya. Biasanya, komplikasi ini muncul dalam rentang waktu enam hingga tujuh hari setelah infeksi COVID-19.
Tingkat keparahan badai sitokin tergantung dari daya tahan tubuh atau sistem kekebalan tubuh melawan virus yang masuk. Pengobatan badai sitokin pada pasien Covid-19 memerlukan obat-obatan. Selain itu, Vitamin C yang bersifat antioksidan juga diduga membantu mengurangi keparahan badai sitokin.