KANJURUHAN, Malangpost.id – Gubug Baca Omah Sawah menjadi wadah pengembangan edukasi bagi masyarakat Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Gubug baca ini terletak di Dusun Krajan Barat, Pakiskembar, Kec. Pakis.
Menurut salah satu pegiat Gubuk Baca Omah Sawah, Muh. Shokhibul Ulum wadah edukasi tersebut berdiri sejak tanggal 17 Agustus 2018, dan pendirian tidak lepas dari kegiatan Oi Malang Raya.
“Awal mulanya Badan Pengurus Kota Oi Malang Raya setiap tanggal 17 Agustus melaksanakan kegiatan upacara bendera yang dibarengi aksi sosial tiap tahunnya, dan pada tahun 2018 kegiatan kami membentuk Gubuk Baca Omah Sawah,” tegasnya
Pria yang akrab disapa Buna ini menjelaskan, Gubug Baca Omah Sawah juga diinisiasi langsung oleh pemuda kampung sekitar untuk membentuk wadah berkumpul berupa saung atau gubuk baca.
“Jadi kami mengajak pemuda kampung untuk membentuk wadah, sedangkan dari kami yang mengisi. Sedangkan nama Gubuk Baca Omah Sawah, karena lokasinya dekat dengan area persawahan,” imbuhnya
Pegiat Mayoritas Berlatar Belakang “Orang-Orang Jalanan”
Lahan untuk membentuk Gubuk Baca Omah Sawah adalah milik salah satu pegiat atau tokoh pemuda di Kecamatan Pakis bernama Majid yang tempat tinggalnya dekat dengan lokasi gubuk baca. Dengan ukuran lahan sekitar 25 m x 15 m.
“Kami termotivasi membentuk Gubuk Baca karena ada satu anak yang putus sekolah dan tidak bisa baca tulis di dekat lokasi pendirian gubuk,” sambung Buna
Dirinya lantas melanjutkan, untuk mengembangkan Gubuk Baca Omah Sawah terbilang cukup sulit dalam hal pendanaan atau terkait pencarian donasi.
Hal ini mengingat para pegiat mayoritas berlatar belakang “orang-orang” jalanan. Seperti komunitas vespa, pengamen dan perkumpulan anak punk.
“Background kami berasal dari jalan, istilahnya kami dulu dianggap sampah masyarakat, sehingga galang dana cukup sulit. Awalnya dana hanya dari teman-teman jalanan dan dibantu Oi Malang,” ujar pria yang juga ketua Oi Malang Raya periode 2019 tersebut
Ia mengaku, bahwa sampai sekarang masih belum ada donatur tetap. Membuat segala pendanaan operasional dilakukan secara mandiri. Artinya sebagian besar dana berasal dari para pegiat Gubuk Baca Omah Sawah.
Berikutnya tidak hanya menyediakan bahan bacaan bagi masyarakat secara umum, Gubuk Baca Omah Sawah juga memiliki kegiatan utama yang hingga sekarang masih rutin dijalankan.
Gubug Baca Omah Sawah juga Memiliki Kegiatan Utama
Pertama Iqro Squad, merupakan kegiatan belajar mengaji mulai dari Iqro hingga Al-Qur’an. Juga belajar kegiatan agama lain seperti tata cara sholat jenazah.
Kegiatan ini rutin terlaksana setiap hari Senin dan Jumat, yang dibimbing langsung oleh tokoh masyarakat setempat yakni Gus Taqin.
Kedua kegiatan bimbingan belajar, setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis bagi anak-anak yang kesulitan belajar. Pengajar berasal dari warga lingkungan yang sedang atau pernah mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi.
Terakhir adalah Minggu Ceria, merupakan kegiatan berkumpul dan bermain antar pegiat bersama dengan anak-anak lingkungan sekitar. Contoh aktivitas seperti jalan sehat, membuat permainan, dan latihan Tari Topeng.
“Sasaran kegiatan untuk masyarakat secara umum, namun yang banyak mengikuti kegiatan adalah dari kalangan anak-anak. Sedangkan untuk pegiat yang aktif berjumlah sepuluh orang,” ungkap Buna
Di tengah pandemi Covid-19, dirinya berharap agar para pegiat terus diberi kesehatan. Tujuannya supaya bisa terus konsisten dalam menjalankan setiap kegiatan yang ada di Gubuk Baca Omah Sawah.