TRENDING, malangpost.id- Penelitian terkait vaksin nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan, Terawan, cukup mendapat berbagai penolakan dari berbagai pihak. Banyak yang menyatakan bahwa vaksin tersebut tidak aman dan tidak sesuai dengan apa yang diberitakan. Tetapi tidak sedikit juga yang mendukung adanya penelitian ini.
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan penelitian vaksin Nusantara yang memakai pendekatan sel dendritik terdapat campur tangan Amerika Serikat (AS). Hal ini dikarenakan AS mempercayai Indonesia karena mempunyai kesamaan dalam mempelajari platform dendritik. Selain itu, Indonesia juga dianggap mempunyai alat yang mumpuni untuk kelangsungan proses penelitian.
Dahlan mengaku akan terus mendukung vaksin Nusantara. Ia telah berjanji akan mengabdikan dirinya untuk ilmu pengetahuan. Menurutnya, vaksin Nusantara sejalan dengan niatnya tersebut. Menurutnya, meski banyak penolakan, penelitian vaksin Nusantara harus tetap berjalan. Ia mengatakan jika hasilnya buruk maka vaksin Nusantara jangan dipakai, begitu pun sebaliknya.
Respon lain diberikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan vaksin Nusantara yang tengah diteliti di RSPAD Gatot Soebroto tak akan dikomersilkan dan diproduksi secara massal.
Andika mengatakan TNI AD mendukung penelitian vaksin Nusantara ini lantaran tim peneliti yang digawangi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menghubungi RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Jenderal bintang empat itu menyebut saat ini pihaknya tak mengajak pihak-pihak swasta dan asing yang pernah terlibat dalam fase awal penelitian vaksin Nusantara. Namun, ia tak mempermasalahkan jika pihak-pihak tersebut akan bergabung kembali.
Sebelumnya, sejumlah tokoh juga telah menjalani proses pengambilan sampel darah vaksin Nusantara. Mereka di antaranya mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, dan sejumlah anggota DPR.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto menjalani pengambilan sampel darah untuk vaksin Nusantara di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
Setiap orang yang ingin menjadi objek vaksin harus menunggu selama tujuh hari dari waktu ketika sampel darahnya diambil. Dalam rentang waktu tersebut, sampel darah akan dibiakkan dan dikenalkan dengan protein spike dari virus covid-19. Tidak semua bisa mendapatkan vaksin Nusantara, jika hasilnya memenuhi syarat yang sudah ditetapkan, maka relawan tersebut akan dipanggil kembali dan menjalani penyuntikan.