HUKUM, malangpost.id-Pemerintah melakukan pengawasan menggunakan mesin crawling berbasis kecerdasan buatan alias Artificial Intellegence (AI) untuk menjaga jagat maya tanah air bersih dari konten negatif seperti radikalisme dan terorisme.
Dilansir dari detikINET Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan pengawasan terhadap konten-konten negatif tersebut dilakukan bersama dengan kementerian atau lembaga terkait.
“Kementerian Kominfo melakukan pengawasan ruang siber selama 24/7 dengan menggunakan mesin crawling berbasis AI yang memantau akun dan konten-konten yang terkait dengan kegiatan radikalisme terorisme, dan di saat bersamaan terus berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga, serta stakeholder terkait lainnya,” ujar nya seperti dilansir dari detikINET.
Terhitung hingga Sabtu (3/4), Kominfo telah melakukan pemblokiran konten radikalisme terorisme sebanyak 20.453 konten yang tersebar di berbagai situs, serta beragam platform media sosial.
Sementara di sisi lain, disampaikan Johnny, pemerintah juga menggelar kegiatan literasi digital dengan masyarakat. Harapannya agar masyarakat dapat memfilter informasi yang diterima dengan baik, serta mendorong media sosial dipenuhi dengan konten-konten positif dan produktif.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, telah terjadi rentetan aksi terorisme di Indonesia. Ledakan di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3) yang dilakukan oleh pelaku suami istri.
Setelah itu, Mabes Polri yang berada di kawasan Jakarta Selatan, (31/3) diserang oleh seorang perempuan bernama Zakiah Aini. Saat melakukan aksinya itu, ia tewas tertembak oleh petugas.
Untuk menjaga internet bersih dari konten-konten negatif, seperti radikalisme dan terorisme, pemerintah melakukan pengawasan menggunakan mesin crawling berbasis kecerdasan buatan alias Artificial Intellegence (AI).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan pengawasan terhadap konten-konten negatif tersebut dilakukan bersama dengan kementerian atau lembaga terkait.
“Kementerian Kominfo melakukan pengawasan ruang siber selama 24/7 dengan menggunakan mesin crawling berbasis AI yang memantau akun dan konten-konten yang terkait dengan kegiatan radikalisme terorisme, dan di saat bersamaan terus berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga, serta stakeholder terkait lainnya,” ujar Menkominfo kepada detikINET.
Terhitung hingga Sabtu (3/4), Kominfo telah melakukan pemblokiran konten radikalisme terorisme sebanyak 20.453 konten yang tersebar di berbagai situs, serta beragam platform media sosial.
Sementara di sisi lain, disampaikan Johnny, pemerintah juga menggelar kegiatan literasi digital dengan masyarakat. Harapannya agar masyarakat dapat memfilter informasi yang diterima dengan baik, serta mendorong media sosial dipenuhi dengan konten-konten positif dan produktif.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, rentetan aksi terorisme terjadi di Indonesia. Ledakan di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3) yang dilakukan oleh pelaku suami istri.
Setelah itu, Mabes Polri yang berada di kawasan Jakarta Selatan, (31/3) diserang oleh seorang perempuan bernama Zakiah Aini. Saat melakukan aksinya itu, ia tewas ditembak polisi. (Cal)