TRENDING, malangpost.id- Garuda Indonesia merupakan maskapai berplat merah yang menduduki peringkat satu di nusantara. Bagaimana tidak, Garuda menjadi maskapai favorit karena memiki berbagai kelebihan yang tak dimiliki oleh maskapai lain, bahkan maskapai yang berada di luar negeri.
Track record yang mumpuni
Keselamatan dan kenyamanan menjadi pertimbangan utama dalam dunia maskapai penerbangan. Garuda Indonesia terbukti memiliki track record keselamatan yang sangat baik, terbukti dengan kondisi pesawat berada dalam keadaan prima, SDM pilot yang profesional, dan fasilitas yang sangat memadai.
Teknologi canggih
Pesawat yang dimiliki oleh Garuda Indonesia terbukti lebih baik daripada maskapai lokal lainnya. Selain itu kemudahan yang diberikan dalam memesan tiket juga menjadi salah satu fasilitas yang menerapkan teknologi canggih.
Tapi semua itu ternyata…
Dibalik semua kelebihan dan kehebatan yang dimiliki oleh Garuda Indonesia, ternyata menyimpan ‘rahasia’ dibaliknya. Hal-hal yang sudah disebutkan diatas ternyata berbanding terbalik dengan hasil yang diberikan. Tak ayal beberapa masalah diciptakan oleh Garuda Indonesia.
Beberapa diantaranya adalah kasus duopoli yang dilakukan Garuda dengan LionAir. Serikat buruh yang melakukan demo menandakan ketidakmakmuran perusahaan dimata pekerja. Dan yang terakhir adalah terlemparnya Garuda Indonesia dari peringkat 10 maskapai terbaik dunia versi Skytrax.
Dengan hasil buruk yang dicatatkan oleh salah satu maskapai terbaik di dunia, ini mengundang berbagai komentar. Masyarakat banyak yang menilai bahwa Garuda Indonesia sejatinya bukan maskapai terbaik, hanya embel-embel saja. Bahkan Kementerian BUMN sampai menyatakan bahwa Garuda Indonesia perlu dilakukan renegosiasi perusahaan.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyatakan bahwa Garuda Indonesia memiliki beban keuangan yang sangat besar, salah satunya adalah mesin pesawat yang digunakan cukup mahal. Ia mengatakan bahwa adanya pandemi ini dapat digunakan sebagai momentum untuk melakukan renegosiasi kontrak. Kartika Wirjoatmodjo berharap Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh.
Adanya pandemi yang sudah menyerang selama kurang lebih 8 bulan ini mengakibatkan bangkrutnya maskapai-maskapai di dunia. Dengan adanya Garuda sebagai BUMN seharusnya bisa memanfaatkan situasi yang ada untuk relokasi rute-rute penerbangan.