TRENDING, Malangpost.id- Terus mendapat penolakan karena dianggap bermasalah, LBH Kesehatan mengkritik sikap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait polemik uji klinis Vaksin Nusantara. Aktivis LBH Kesehatan, Iskandar Sitorus menyebut tindakan BPOM seperti dewa yang memutuskan proses penelitian vaksin gagasan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu mengandung masalah.
BPOM pun pada evaluasi uji klinis tersebut menyarankan penelitian Vaksin Nusantara diulang dari tahap praklinis hewan. Iskandar pun mempertanyakan sikap BPOM. Sebab menurut Iskandar semestinya BPOM justru mendukung upaya pembuatan Vaksin Nusantara. Pasalnya, lanjut dia, jika disebut bahwa vaksin ini mengandung unsur asing, Iskandar lantas mempertanyakan bagaimana dengan Sinovac yang benar-benar murni diproduksi perusahaan asal China.
Di sisi lain, terkait munculnya keluhan dan efek samping Vaksin Nusantara menurut Iskandar, BPOM seharusnya cukup melakukan supervisi penelitian agar vaksin ini menjadi produk anak bangsa yang sempurna hingga produksinya yang tidak menggunakan anggaran negara.
Baca juga : Vaksinasi 23,8 Juta Pengusaha Wisata dan Ekonomi Kreatif Demi Dorong Perekonomian
Iskandar menyatakan bahwa riset yang dilakukan untuk menciptakan vaksin nusantara ini samasekali tidak membebani negara. Hal ini seharusnya menjadikan BPOM sebagai badan yang bisa mendukung, menjadi supervisi, kirim tim untuk menyempurnakan.
Iskandar pun menambahkan adanya keluhan atau kekurangan dari Vaksin Nusantara tidak perlu disikapi secara berlebihan dan menimbulkan kepanikan. Pasalnya, Vaksin Nusantara masih diujicobakan ke personal, belum ke tahap komunal. Bahkan lanjut dia, belum diproduksi.
Menyikapi adanya polemik atau perbedaan pendapat antara beberapa anggota DPR dan BPOM dalam menyikapi vaksin Nusantara, Sitorus berharap kondisi itu tak sampai menjadikan perseteruan antar-lembag. Karena, lanjut dia, politisasi vaksin saat ini juga terjadi di hampir seluruh Negara di dunia.