TRENDING, malangpost.id- Sejak tahun 2004, para peneliti sudah menemukan cadangan gas metana hidrat di sejumlah perairan nusantara. Pada saat itu masih tidak jelas berapa banyak gas metana hidrat yang tersimpan didalam perairan nusantara ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyatakan kini Indonesia punya cadangan gas metan hidrat mencapai 850 Trilliun Cubic Feet (Tcf). Jumlah tersebut tersebar di sejumlah perairan nasional. Sumber energi non-konvensional ini bisa menjadi salah satu alternatif energi bersih.
Arifin menyebut 840 ribu kubik gas metana hidrat ini setara dengan 8 kali lipat cadangan gas alam yang dimiliki Indonesia. Kondisi ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif baru dan bisa mendukung ketahanan energi nasional dalam 800 tahun kedepan.
Arifin menambahkan bila dilakukan penelitian lebih lanjut, dia memperkirakan akan ada volume cadangan gas metan hidrat Indonesia mencapai 3.000 kubik. Dengan adanya jumlah yang sangat melimpah ini, maka pengembangan gas metana hidrat wajib dilakukan agar dapat menjadi alternatif energi yang bersih dibandingkan dengan minyak dan batubara.
Dalam pengembangan gas metan hidrat ini, Arifin meminta stakeholder untuk memperhatikan karakteristik gas metan. Isu lingkungan dalam pemanfaatan sumber energi alternatif ini juga perlu menjadi perhatian agar sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Maka dari itu Indonesia harus mengembangkan teknologi ekstraksi dan produksi gas metana hidrat. Sehingga ini bisa menjadi solusi penyediaan energi baru dan salah satu pendapatan negara yang juga bisa diatur dalam bauran energi nasional.
Gas ini merupakan sumber daya hidrokarbon terbesar di bumi, karena 53 persen dari distribusi karbon organik di bumi terakumulasi sebagai gas hidrat. Dua area diketahui menjadi tempat akumulasi gas hidrat, yaitu area permafrost di sekitar Kutub Utara dan sea beds di laut dalam.
Gas hidrat dianggap sebagai salah satu sumber daya paling potensial untuk kebutuhan energi masa depan karena volumenya yang luar biasa besar. Meski sumber daya dan jumlahnya melimpah, pemanfaatan gas hidrat saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Belum ada metode dan teknologi produksi yang berhasil dikembangkan secara tepat hingga saat ini.