Apakah Tracing Menjadi Pilihan Terbaik ?

PANDEMI, malangpost.id- Dewasa ini perkembangan Covid-19 memang sudah ditaraf yang mengkahwatirkan. Pertanggal 20 September kemarin, Pemerintah sudah memiliki data sebanyak 107.370 orang yang menjadi suspek corona. Pemerintah sudah melakukan tracing dan menemukan hasil yang tidak baik.

Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan keputusan tentang pedoman pencegahan covid yang menyatakan bahwa tidak ada lagi istilah  pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), ataupun orang tanpa gejala (OTG). Semua orang akan dikatakan sebagai suspek corona apabila terdapat indikasi  infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)/peneumonia berat.

Banyaknya suspek corona yang telah terdata menandakan bahwa persebaran serta penanganan yang telah dilakukan oleh pemerintah masih tidak tepat. Saat ini masih terdapat 2 macam seleksi yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini.

bentuk seleksi yang diterapkan di Indonesia

Yang pertama adalah testing, testing adalah metode yang dilakukan dengan cara melakukan tes untuk mengidentifikasi apakah subjek tersebut terjangkit covid atau tidak. Terdapat dua tahap dalam melakukan testing tersebut. Tahap pertama adalah rapid test yang sudah sering dijumpai saat ini. Pemeriksaan rapid test hanya merupakan penapisan awal.

Selanjutnya, Hasil pemeriksaannya harus tetap dikonfirmasi melalui pemeriksaan PCR. Tahap kedua adalah pemeriksaan dengan melakukan test swab. Swab dilakukan pada nasofaring dan atau orofarings. Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings dan atau orofarings dengan menggunakan alat khusus.

Yang kedua adalah tracing. Metode yang juga diterapkan oleh pemerintah untuk mengurangi tingkat penyebaran corna. Pemerintah Daerah DKI menjadi yang pertama melakukan metode ini dalam menjaring atau mengurung persebaran corona pada masa awal pandemi.

Tracing dilakukan karena dengan cara ini persebaran dapat diketahui. Kontak fisik menjadi acuan utama dalam melakukan tracing, setiap orang yang melakukan kontak fisik ataupun bertemu dengan orang yang sudah dikonfirmasi terpapar corona akan dijaring dan diproses lebih lanjut.

Sebenarnya ada lagi metode yang dapat dilakukan, yaitu treatment. Perawatan, termasuk isolasi mereka yang kontak erat dengan orang positif sampai terbukti tidak mengidap covid. Serta merawat orang yang positif agar tidak menular ke orang lain.

Tidak dapat dikatakan bahwa dari ketiga metode tersebut dapat dipilih salah satu dan dijadikan acuan utama dalam mengatasi persebaran virus corona. Ketiga metode tersebut harus berjalan berdampingan (trace, test, treat).

Tetapi memang dari ketiga metode tersebut, tracing menjadi aspek yang tidak boleh dikesampingkan karena fungsi tracing dari ketiga metode di atas menjadi sangat sangat  penting bagi Indonesia.  Untuk setiap kasus positif, semua orang yang telah melakukan kontak dalam kurun waktu 14 hari kebelakang akan dilakukan karantina.

seiring berjalannya waktu, vaksin dan obat anti corona sudah mulai ditemukan. Diharapkan ini dapat memberikan harapan bagi umat manusia untuk berjuang dan lebih peduli terhadap pandemi ini.

Bagikan ke sosial media:

Recommended For You

abirafdi

About the Author: abirafdi

Menjadi seorang penulis tidak hanya membutuhkan kemampuan dan pengetahuan saja. Passion juga dapat membantu saya untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kunjungi Alamat Baru Kami

This will close in 0 seconds