TRENDING, malangpost.id- Polemik pandemi terus berlanjut. Setelah mendapatkan berbagai permasalahan terkait vaksin, kini Indonesia harus bekerja keras lagi untuk mendapatkan suplai vaksin yang berasal dari dataran Eropa. Seperti diketahui, Pemerintah Eropa saat ini tengah mempertimbangkan pembentukan aturan perundangan untuk mengurangi bahkan melarang suplai vaksin covid-19 ke luar Eropa. Komisi Eropa melarang pengiriman vaksin AstraZeneca kepada Australia beberapa waktu lalu.
Tujuan dari Eropa menekan jumlah suplai vaksin keluar adalah karena ingin Eropa terbebas dari pandemi dan segera menata ulang kembali kehidupan dan perekonomian yang sudah hancur disana. Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri menyebut, pembatasan vaksin yang dilakukan di negara Eropa berpengaruh besar terhadap laju rantai pasok vaksin dunia. Menurutnya, jika pelarangan vaksin terus dilakukan maka akan semakin lama pula dunia lepas dari pandemi Covid-19.
Menurut Retno, pembatasan ini bisa berakibat fatal bagi Indonesia. Tidak hanya kekurangan suplai vaksin nantinya, perekonomian Indonesia juga akan sulit pulih seperti sedia kala. Pemerintah Indonesia terus berkomitmen dalam melakukan kerja sama vaksinasi dengan beberapa negara-negara di dunia termasuk China. Komitmen ini dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, di tengah kondisi ketidakpastian pemerintah Indonesia dan China menyepakati kerja sama vaksinasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Di dalam jangka pendek, Indonesia mengharapkan pemerintah RRC memberikan dukungan pengiriman vaksin dan komitmen dapat dilakukan sesuai waktu.
Retno menambahkan, kerja sama jangka panjang ini mendapatkan dukungan langsung dari Pemerintah China. Terlebih kedua negara ini akan membahas lebih lanjut terkait kerja sama jangka pajang tersebut.