DIKSAR, Malangpost.id – Guna memperingati Hari Pahlawan, siswa kelas VIII SMP 02 YPK Jatim, Kota Malang melakukan aksi teatrikal sederhana, Selasa (9/10/2021) kemarin.
Terlihat para pelajar SMP 02 YPK Jatim Malang melakukan aksi teatrikal dengan memanfaatkan properti yang sudah ada di kelas.
Mereka menunjukkan aksi teatrikal yang bercerita tentang Insiden Perobekan Bendera di Hotel Yamato Surabaya. Diceritakan saat itu pemerintahan Jepang berhasil dipukul mundur.
Kemudian muncul tentara sekutu yang diboncengi orang-orang Belanda di Surabaya. Belanda kemudian mengibarkan benderanya di Hotel Yamato.
Sebuah bendera bercorak Merah-Putih-Biru yang berkibar pada tiang tingkat teratas Hotel Yamato. Bendera tersebut dikabarkan tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia Daerah Surabaya.
Peristiwa itu membuat pemuda Surabaya tidak terima. Maka terjadilah pertempuran, dan para pemuda akhirnya berhasil menyobek bagian bendera berwarna biru, dan mengibarkannya lagi sebagai bendera merah putih.
Salah satu siswa, Puan Emiliani Puling menuturkan, teatrikal ini baru pertama diikuti. Ia merasa bangga menjadi anak Indonesia. Sebab perjuangan yang dilalui oleh pahlawan untuk merdeka membutuhkan banyak pengorbanan.
“Sebagai generasi muda kita harus meneladani semangat pahlawan. Caranya dengan mengembangkan bakat dan minat, serta menjadi anak teladan agar bisa menjadikan Indonesia yang terbaik,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP 02 YPK Malang, Deasy Andayanti SSi menjelaskan, tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mengenalkan para siswa terkait sejarah perobekan Bendera Belanda yang dilakukan oleh “Arek-arek Suroboyo” pada masa kemerdekaan.
Baca Juga: Kuatkan Literasi, SMP 4 YPK Jatim Malang Ingin Bentuk Pelajar Pancasila
Mengutip pernyataan Ir Soekarno dalam pidato peringatan Hari Pahlawan 10 November 1961, Deasy menyebutkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.
“Sudah saatnya kita mengingat, menghargai, dan belajar dari tokoh bangsa di masa lalu, itu untuk membangun generasi muda Indonesia yang lebih baik,” tegasnya.
Gagasan Aksi Teatrikal untuk Merealisasikan Empat Pilar Pendidikan UNESCO.
Sedangkan Drs AMZ Supardono, Wakil Kepala Sekolah SMP 4 YPK Jatim Malang mengatakan, gagasan tersebut hadir untuk merealisasikan empat pilar pendidikan menurut UNESCO.
Pertama learning to know (belajar untuk mengetahui), kedua learning to do (belajar untuk terampil melakukan sesuatu), ketiga learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan keempat learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
“Penerapan keempat pilar ini dirasakan sangat penting dalam menghadapi era globalisasi dan era industri 4.0,” tambahnya.
Artinya siswa tidak hanya dikenalkan lewat teori melalui mata pelajaran, sehingga siswa hanya sebatas mengetahui atau menghafal saja.
Namun siswa diajak melakukan sesuatu dengan bermain peran sebagai pejuang, penjajah, pembaca puisi, penyanyi, hingga penari.
Ia menambahkan, kolaborasi antar peran masing-masing akan membentuk ketrampilan siswa. Pada gilirannya, maka pengembangan diri siswa bisa terbentuk secara maksimal.
“Serta siswa terbiasa untuk hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima. Itu semua perlu ditumbuh kembangkan,” kata pria yang akrab dipanggil Dono itu.
Menurutnya, kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya proses belajar untuk menjalani kehidupan bersama.
Sebab itu, perlu pemupukan sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama. Tujuannya agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang bersumber pada hal-hal tersebut.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me? https://www.binance.com/fr/register?ref=S5H7X3LP
Your article gave me a lot of inspiration, I hope you can explain your point of view in more detail, because I have some doubts, thank you.