Mahasiswa FKIK UIN Malang Raih Juara di Kompetisi Video Edukasi

KAMPUS, Malangpost.id – Dalam Health Education Video Competition (HEVC), Tim Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (PSPD FKIK UIN Malang) meraih Juara Pertama.

Kompetisi itu terselenggara oleh Senat Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta, pada event Pharmacy Fair 2021.

Ketua Tim M. Daffa Abhista Reviansyah menyampaikan, untuk menjaga imunitas di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang rentan seperti sekarang, maka masyarakat memerlukan berbagai macam media edukasi. Seperti media audiovisual untuk meraih hidup sehat.

Selaras dengan tema HEVC Pharmacy Fair 2021, yakni “Edukasi Meningkatkan Imunitas Tubuh” dengan sub tema “Penerapan pola hidup sehat”. Maka timnya mengambil judul “Tingkatkan Imun Tubuh dengan SENANG” sebagai proyek video.

“Dalam video, kami mencoba menggambarkan suatu kebiasaan buruk (sedentary lifestyle, red) yang merupakan faktor utama penurunan sistem imun tubuh,” ujar mahasiswa PSPD angkatan 2019 yang akrab disapa Revi ini.

Baca Juga: Lahirkan Pemikir Fusionis, UIN Malang Gelar Konferensi Internasional

Revi menuturkan video yang timnya buat juga memberikan solusi terkait permasalahan tersebut. Caranya dengan membuat sebuah lagu dari aransemen ‘Naik Delman’.

“Berisi tentang kondisi imun yang tidak hanya dipengaruhi dari faktor kesehatan saja, melainkan juga dari faktor psikologis,” imbuhnya.

Dalam penyusunan video edukasi tersebut, ia dibantu oleh Hafidha Camila Arif (PSPD 2019), dan Mahasya Khafiralia (PSPD 2019). Mereka bertiga berhasil terpilih menjadi pemenang setelah mengalahkan peserta lain dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Mulai dari Universitas Pancasila, Universitas Sriwijaya, Universitas Riau, Universitas Perintis Indonesia, Universitas Brawijaya Malang, Institut Sains dan Teknologi Nasional, serta Universitas Pakuan Bogor.

“Sistim penilaian dalam kompetisi nasional kali ini adalah satu ronde penilaian, yang secara langsung dilakukan untuk memilih 12 video edukasi terbaik sebagai finalis, kemudian dilanjutkan dengan pemilihan juara,” tegasnya.