TRENDING, malangpost.id- Semenjak munculnya wabah Covid-19 yang menyebabkan pandemi di seluruh dunia ini mengakibatkan para ahli dan peneliti di seluruh dunia berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin. Vaksin sendiri merupakan suatu zat atau senyawa yang menyebabkan tubuh seseorang memiliki kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.
Vaksin biasanya mengandung bakteri, racun, atau virus dari suatu penyakit itu sendiri yang telah dilemahkan atau sudah dimatikan. Saat dimasukkan ke dalam tubuh seseorang, vaksin akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi. Proses pembentukan antibodi inilah yang disebut imunisasi.
Pada umumnya vaksin dikembangkan selama bertahun-tahun, belum lagi ujicoba dan penggunaanya. Ini menjadi hal yang menakutkan mengingat covid-19 atau biasa disebut corona ini sangat menular dan cukup mematikan. Tingginya penularan ini berdampak hampir pada semua sektor yang ada di seluruh dunia.
Dengan efek domino yang ditimbulkan oleh corona menyebabkan para peneliti bekerja secara maksimal untuk menemukan vaksin corona. Nyatanya beberapa bulan saja sejak corona menyerbak di dunia, beberapa negara sudah mengclaim memiliki vaksin corona.
Sinovac Biotech Co. contohnya, perusahaan biofarmasi yang yang fokus pada penelitian, pengembangan, pembuatan, dan komersialisasi vaksin yang berbasis di Beijing, China. Bahkan pada Juli lalu, Sinovac sudah melakukan studi klinis tahap III dan melakukan berbagai kerjasama dengan negara lain.
Sedangkan Indonesia sendiri dapat saja memiliki vaksin plat merah dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Riset dan Teknologi, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional. Tetapi jelas ini akan memakan waktu yang jauh lebih lama dibanding dengan Sinovac asal China.
Ada opsi yang lebih masuk akal
Daripada memakan waktu dan biaya yang tinggi, sepertinya Indonesia akan lebih memilih untuk mengimpor vaksin dari negara China. Waktu yang terbatas dan kemudahan impor menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk melakukan impor vaksin, khususnya dari China.
Tetapi baru-baru ini pemerintah telah sepakat untuk melakukan impor vaksin dari Inggris sebanyak 100 juta vaksin. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa pemerintah sudah sepakat dengan Inggris untuk mendapatkan vaksin. Dimulai dari semester I tahun depan secara bertahap.
Dengan adanya keputusan yang telah dibuat pemerintah, apakah kita benar-benar membutuhkanny atau hanya panic buying?