TRENDING, malangpost.id- Hingga hari ini (9/7) kondisi pandemi tidak kian membaik. Sudah satu minggu sejak PPKM Mikro ini diberlakukan, tetapi hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Kian hari kasus positif meningkat dan tidak ada indikasi menurun. Oleh karena itu pemerintah bersiap menghadapi kondisi lebih buruk karena kasus Covid-19 di Tanah Air meningkat dalam beberapa hari terakhir. Di antaranya dengan melakukan konversi ruang perawatan non Covid-19 menjadi ruang perawatan intensif untuk Covid-19 di rumah sakit di Jawa dan Bali.
Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi mengatakan Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, dan BNPB akan meningkatkan jumlah tempat isolasi dan meminta Pemda menemukan solusi lain terkait upaya penambahan ruang perawatan untuk pasien Covid-19.
Menteri Kesehatan sudah mengerahkan SDM secara penuh untuk mengatasi kebutuhan tenaga Kesehatan yang dibutuhkan saat ini. Mahasiswa kedokteran tingkat akhir dan calon perawat akan dilibatkan untuk membantu situasi darurat ini. Hal ini menandakan bahwa kondisi saat ini memang genting dan diperlukan tambahan tenaga medis, bahkan dari kalangan pelajar.
Kementerian Perhubungan hari ini menerbitkan perubahan Surat Edaran untuk memperketat perjalanan transportasi umum dan kendaraan pribadi. Pada masa PPKM Darurat di kawasan aglomerasi seperti Jabodetabek, kota Bandung dan Bandung Raya, serta Surabaya dan Gerbang Kertasusila.
Kemenhub juga melaporkan penurunan kendaraan baik bus maupun pribadi yang datang dan keluar dari Jakarta. Untuk angkutan bus penurunannya bervariasi 30 sampai 60 persen. Sedangkan pergerakan kendaraan pribadi yang menuju Jakarta menurun 28 persen, dan angkutan umum yang menuju Jakarta menurun 15 persen.
Kepanikan ini juga dikarenakan berbagai stock medis seperti oksigen dan obat yang kian diburu dan langka. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi menyadari bahwa kebutuhan oksigen di tengah lonjakan kasus Corona di Indonesia terus menjadi perhatian.
Dia menuturkan, kelangkaan stok oksigen di sejumlah daerah lebih disebabkan rantai distribusi yang belum optimal. Karenanya, pemerintah berkomitmen mengenjot produksi oksigen medis. Berdasarkan data Kemenkes, lanjutnya, saat ini total kebutuhan oksigen untuk perawatan intensif dan isolasi pasien COVID-19 mencapai 1.928 ton/hari, sementara kapasitas yang tersedia ada 2.262 ton/hari. Dengan demikian, ditargetkan untuk wilayah Jawa-Bali bisa mensuplai oksigen sebanyak 2.262 ton/hari.