TRENDING, Malangpost.id – Virus delta yang telah ada di Indonesia, kini muncul varian baru lagi, yaitu varian delta plus. Varian delta plus merupakan turunan varian delta. Perbedaannya varian delta plus dengan varian delta adalah pada mutasi tambahan K417N pada protein lonjakan virus.
Gejala yang ditimbulkan adalah kelelahan, batuk kering, dan demam. Gejala berat dari varian delta memungkinkan mengalami sakit perut dan sesak nafas. Kemudian juga dapat menimbulkan ruam pada kulit, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan anosmia.
Dilansir dari CNN, negara pertama yang menemukan kasus varian delta plus adalah India. Pada Oktober 2020 varian ini masih dalam varian delta. Inggris merupakan negara pertama yang melabeli varian delta plus sebagai “variant of concern” pada 11 Juni 2021. Kemudian India juga mengikuti pada 22 Juni 2021.
Baca juga : Virus Corona Varian Eta Sudah Terdeteksi di Jakarta, Ini Faktanya!
Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia menemukan kasus varian delta plus ini di Mamuju dan Jambi, Sumatra Barat. Pada 18 Juli 2021, terjadi lonjakan Covid-19 hingga 442 dengan rata-rata harian dibawah 100.
Varian delta ini lebih menular dan lebih mudah berikatan dengan sel paru, menurut Kementerian Kesehatan India. Terhadap teraoi antibodi monoklonal, infus antibodi intravena untuk menetralisir virus, varian delta kemungkinan lebih tahan. Dr NK Arora, selaku Kepala Kelompok Kerja Virus Corona NTGI India, mengatakan varian delta plus memiliki afinitas yang lebih besar pada jaringan paru-paru jika dibandingkan dengan jenis lainnya.
Hingga saat ini, belum dipastikan apakah vaksin efektif untuk varian delta. Belum ada kasus terjadinya infeksi varian delta plus terhadap orang yang sudah divaksin. Perlu data lebih banyak untuk membuktikan pakah varian delta plus lebih menular dari varian lain. Ilmuwan belum cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa varian ini lebih berbahaya dari varian delta.