KAMPUS, Malangpost.id – Wahyu Tedy Pratama, Atlet Jujitsu Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berhasil mendapatkan juara di ajang Mixed Martial Arts (MMA) atau Tarung Bebas Campuran di kelas lightweight (kelas ringan) 70.3 Kilogram (155 pound).
Pada laga yang diadakan di GOR Sasana Krida, Probolinggo, Jawa Timur, pada Jumat (28/5) kemarin, di bawah naungan Lion Killer ITN dirinya berhasil meraih juara setelah mengalahkan lawannya Muhammad Rozali atlet tinju dari Pertina Kabupaten Probolinggo.
Dengan mempraktikkan berbagai teknik pertarungan, seperti pergumulan, tendangan, pukulan dan kuncian. Setidaknya ada 15 partai yang ikut serta dalam laga Tarung Bebas Campuran tersebut.
Diketahui, mereka berasal dari berbagai cabang seni bela diri seperti, muangthai, kick boxing, tinju, silat dan lain sebagainya.
Mahasiswa yang lebih akrab dipanggil Regar ini lantas menuturkan, bahwa ada beberapa cabang yang dilombakan. Antara lain flyweight, atomweight, featherweight dan lain-lain.
“Saya sendiri di kelas lightweight. Ini untuk umum hanya dibatasi berat badan serta usia minimal 17 tahun dan maksimal 45 tahun,” ujar Regar, Senin (31/5)
Laga MMA Kali Pertama Diikuti
Regar mengaku bahwa laga MMA baru kali pertama dirinya ikuti. Meskipun disertai cedera, namun prestasi membanggakan ditorehkan olehnya.
Pasalnya di detik-detik awal pertandingan, Regar berhasil membuat lawan tap out (tanda menyerah dari seorang petarung) sebelum menit pertama usai.
Sebelumnya Regar memang sempat mendapatkan pukulan telak ke arah jakunnya, dan mengakibatkan cedera.
Akan tetapi dengan sigap mahasiswa Teknik Informatika S-1 ini balik menyerang dengan pukulan, tendangan dan ditutup dengan kuncian.
“Saya kemudian balik menyerang dan belum sampai satu menit awal selesai, saya sudah berhasil mengalahkan lawan,” kata Regar dengan semangat meski masih memakai pelindung leher.
Sistem Pertandingan Berbeda dari Turnamen Biasanya
Menurut Regar, dalam MMA/Tarung Bebas Campuran tidak memakai sistem pertandingan seperti pada turnamen kebanyakan.
Untuk itu, di awal pendaftaran peserta diminta menyerahkan portofolio kejuaraan dan kemenangan yang pernah mereka ikut sebelumnya.
Dari portofolio tersebut seleksi dilakukan. Alhasil, semua peserta memiliki pengalaman di bidangnya masing-masing.
Rata-rata mereka sudah memiliki track record tanding, minimal dalam Kejurprov (Kejuaraan Provinsi) bahkan ada yang Kejurnas (Kejuaraan Nasional).
Sementara, untuk seleksi Regar menyertakan portofolio sekitar lima kali pertandingan dengan kemenangan mutlak. Namun begitu, ia pernah juga mencicipi dua kali kegagalan.
“Memang kalau di pertandingan profesional seperti di MMA tidak ada sistem gugur atau juara. Siapa yang paling kuat itulah yang dicari. Jadi, seperti perebutan puncak rantai makanan,” ungkap putra kelahiran Madiun ini
Bermain di season ke 10 dan menempati sudut biru, Regar menyelesaikan pertandingan kurang dari satu menit. Ini menjadi pencapaian luar biasa bagi Regar.
Mengingat MMA dalam peraturannya memberi kesempatan 3 ronde pertandingan, dengan durasi waktu 5 menit per ronde.
Strategi Kemenangan Regar sebagai Fighter
Strategi kemenangan Regar sebagai fighter (petarung) Jujitsu melawan petinju adalah berusaha terus menekan, merapatkan badan agar tidak terpukul. Padahal sebagai petinju lawan Regar seharusnya bisa menjaga jarak.
Namun, Ketua UKM Jujitsu ITN Malang ini tidak memberi ruang sama sekali untuk lawan. Regar akhirnya menggunakan teknik kesa gatame (kuncian pinggang) dan bisa bertahan beberapa detik hingga akhirnya tap out, dengan angka KO.
“Saya tidak ingat lagi bagaimana rasanya terpukul. Tapi saya masih bisa berdiri dan berjuang lagi. Saya sempat melayangkan pukulan, melakukan bantingan dan kuncian. Hingga mendapatkan kemenangan mutlak,” papar Regar
Perolehan kemenangannya di MMA, menurut Regar sangat luar biasa. Bahkan sebelumnya ia tidak pernah membayangkan bisa bermain dan menang dalam MMA.
Keluar dari Zona Nyaman
“Biasanya saya bertarung di zona saya sendiri (Jujitsu). Namun, kali ini keluar zona nyaman dan mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Karena tidak semua orang berani keluar dari zona nyaman,” tuturnya
Prestasi Regar sebagai juara dalam MMA mendapat apresiasi dari Wakil Rektor III, Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja sama ITN Malang, Ir. Fourry Handoko.
Menurut Fourry, pada intinya Institusi mendukung setiap mahasiswa ITN Malang yang berprestasi. Apa pun bentuk kejuaraannya baik akademik maupun non akademik.
Dirinya menambahkan, bagi setiap mahasiswa yang berhasil mendapatkan juara, institusi bakal memberikan apresiasi baik, berupa poin dan koin. Maksudnya adalah apresiasi secara akademik dan materi.
“Kami bahkan sudah menginformasikan hal tersebut kepada prodi yang ada di ITN. Kami sangat mengapresiasi, apalagi kalau levelnya nasional,” pungkas Fourry
Snack bars and catering outlets: Their informal atmosphere
is well accompanied most cafes, because these folders have elementary and universal design https://thedraftthinker.com/server-books-for-waitress/.
My page; https://thedraftthinker.com/