TRENDING, malangpost.id- 1 Februari menjadi tanggal penting atas mergernya tiga bank syariah BUMN, yakni PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Bank hasil merger tersebut akan menjadi bank syariah terbesar nasional dan diharapkan masuk dalam rangking ke-7 terbesar di antara perbankan nasional dan menjadi salah satu pemain top ten global dari sisi kapitalisasi pasar.
Hery Gunardi selaku Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), bank hasil gabungan tiga bank syariah BUMN menyatakan bank syariah relatif masih unggul ketimbang perbankan konvensional dari sisi pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga yang mampu tumbuh dua digit saat pandemi Covid-19.
Namun, jika dilihat dari pangsa pasar atau market share bank syariah masih kecil, yakni 6,81% dari total perbankan. Indonesia dengan jumlah penduduk mayoritas muslim ternyata produk keuangannya masih didominasi produk keuangan konvensional.
“Indonesia merupakan negara penduduk Muslim terbesar, tapi market share masih sangat kecil di bawah 7%. Malaysia 25-30%, Timur Tengah sudah di atas 60%. Ini PR kita semua,” kata Hery melanjutkan. Ini perlu menjadi pekerjaan rumah yang cukup sulit untuk mengembangkan dan dapat bersaing dengan perbankan konvensional di Indonesia.
Selain itu, Penggabungan usaha tiga bank syariah milik Himbara ke dalam satu nama dan entitas baru PT Bank Syariah Indonesia Tbk dinilai akan memberi multiplier effect yang signifikan pada upaya pemerintah memulihkan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Kapasitas bank anggota merger yang sudah kuat akan melahirkan entitas baru yang lebih tangguh dan berpotensi membawa dampak positif signifikan terhadap pemulihan ekonomi tahun ini.
Dia menjelaskan, entitas hasil merger yang bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk dapat secara kuat berkontribusi pada pembiayaan infrastruktur. Peran bank syariah ini juga akan besar dalam menambah dan memperluas pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).