KAMPUS, Malangpost.id – Menggandeng pengrajin Bambu Manis asal Probolinggo, tim dosen Politeknik Negeri Malang (Polinema) melakukan giat pengabdian kepada masyarakat di Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Bentuk pengabdian yang dilakukan adalah memberikan pelatihan. Pelatihan yang dimaksud yakni membuat inovasi anyaman bambu kepada 15 pengrajin bambu di Desa Duwet, tepatnya di Dusun Kedampul.
Baca juga : Ingin Maksimalkan Manfaat Limbah Kulit Kedelai, Tim Mahasiswa Polinema Bentuk Go Soya
Mereka adalah Ferdian Ronilaya, M.Sc., Ph.D., Dr. Ratna Ika Putri, MT., Erfan Rohadi, M.Eng., Ph.D., Dimas Wahyu Wibowo, ST., MT., Dr. Muhammad Akhlis Rizza, ST, MT., dan juga Sapto Wibowo, M.Sc., Ph.D.
Menurut Rizza, sudah 30 tahun pengrajin anyaman bambu Desa Duwet hanya bisa membentuk produk besek (tumbu) yang memiliki nilai ekonomi rendah.
Sehingga dengan adanya pelatihan inovasi tersebut, diharapkan para pengrajin dapat membuat produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Hal tersebut mengingat, pelatihan yang diberikan adalah untuk memberikan kemampuan dasar kepada para pengrajin. Agar bisa membentuk hasil kerajinan yang lebih bervariasi dan berkualitas seperti peci bambu, tempat hantaran, kotak tisu, dan tempat buah.
Maka dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan penghasilan pengrajin bambu, termasuk mengenalkan Desa Duwet sebagai sentra anyaman bambu di Kabupaten Malang. Dan kini produk mereka telah diakui menjadi produk unggulan Kabupaten Malang.
“Saya berharap kerja sama antara Polinema dengan pengrajin anyaman bambu Desa Duwet dapat terus ditingkatkan, karena Pemerintah Desa Duwet bermaksud untuk mewujudkan Desa Duwet sebagai desa wisata anyaman bambu,” pungkas Dosen Jurusan Teknik Mesin ini.