KAMPUS, Malangpost.id – Sudah sepantasnya menjadi orang yang sedang menuntut ilmu mengembangkan inovasi yang bermanfaat. Baik bagi diri sendiri, maupun bagi orang-orang di sekitarnya.
Seperti yang dilakukan oleh tim mahasiswa lintas jurusan Universitas Negeri Malang (UM), mereka mengembangkan aplikasi bahasa Jawa, bernama Jawi. Aplikasi ini didesain khusus bagi mahasiswa luar Jawa yang sedang menimba ilmu di Kota Malang.
Danny Firmansyah selaku ketua tim menjelaskan, Jawi bermanfaat untuk mempermudah komunikasi menggunakan bahasa Jawa.
“Kami ingin membantu teman-teman mahasiswa yang berasal dari luar Jawa agar mudah melakukan komunikasi dan beradaptasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di Malang,” ungkap mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika ini
Hal itu supaya terbentuk kerekatan interaksi sosial di kalangan masyarakat lokal Kota Malang dengan warga pendatang, terutama mahasiswa. Mengingat, bahasa sehari-hari warga bumi arema ini adalah bahasa Jawa.
Dalam penyusunan, ia didampingi oleh empat mahasiswa UM lainnya. Antara lain M. Syahrul Alfianto (Fisika), L. Gilang Obidia Ramadhani (Teknik informatika), Awal Ciptaning Kanugrahan (Pendidikan bahasa, sastra indonesia, dan daerah), serta M. Izzul Aufa (Teknik industri).
Danny melanjutkan, pengembangan aplikasi ini juga didasari oleh beberapa keprihatinan. Seperti adanya mahasiswa baru yang tidak bisa berbahasa jawa, sehingga merasa kesulitan dalam berinteraksi. Bahkan ada beberapa mahasiswa luar pulau yang menjadi bahan bullying.
“Mereka merasa minder, kesulitan bersosialisasi, merasa terasingkan, kurang nyaman dengan keadaan sekitar, bahkan ada beberapa dari mereka yang mendapat pembullyan, dan kesulitan memaknai penjelasan dosen yang terbiasa menggunakan bahasa Jawa,” ujarnya
Waktu yang digunakan untuk pengembangan aplikasi, setidaknya memakan waktu hingga satu setengah bulan lamanya. Dalam prosesnya, tim juga lebih banyak melakukan koordinasi secara virtual di tengah pandemi Covid-19.
“Harapannya, aplikasi Jawi bisa memberikan banyak manfaat dan juga sebagai salah satu upaya untuk melestarikan bahasa Jawa pada generasi milenial,” pungkasnya.