KAMPUS, Malangpost.id – Salah satu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah dengan mengembangkan masyarakat sekitar.
Jadi tidak heran, banyak universitas dan perguruan tinggi di Indonesia yang membuat berbagai program pengabdian.
Tentu hal itu juga turut melibatkan peran universitas, mahasiswa, pemerintah dan juga masyarakat.
Seperti program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen peternakan UMM beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Buat Alat Terapi Down Syndrome, Mahasiswa UMM Raih Gold Medal
Anggota yang terdiri dari Dr Ir Aris Winaya MSi MM IPU, Dr Ir Herwintono MS, dan Ali Mahmud SPt MPt, beserta dua orang mahasiswa itu melakukan Revitalisasi Biogas.
Kegiatan tersebut terlaksana di daerah Kelompok Peternak sapi perah Anjasmoro Agri Lestari Pujon, Kabupaten Malang.
Mengingat pada daerah tersebut terdapat 35 ekor sapi perah yang dikandangkan pada kandang komunal.
Sapi juga ditempatkan dalam beberapa kandang milik anggota kelompok ternak di wilayah binaan kelompok.
Kotoran Sapi Menyebabkan Pencemaran Lingkungan
Jika kotoran sapi tidak di kelola dengan benar, maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Baik tanah, air, dan udara.
Air misalnya, dapat terkontaminasi (tercemar) bakteri coli (faecal coliform bacteria) yang banyak terdapat pada kotoran sapi.
Sedangkan pencemaran udara, terjadi oleh gas amonia (NH4) hasil dekomposisi kotoran sapi.
Baca Juga: Dapat Hibah Luar Negeri, UB Bakal Kembangkan Masyarakat Kaki Gunung Arjuno
Sebab itu, perlu dilakukan suatu cara untuk mengatasi pencemaran (polusi) lingkungan pemukiman.
Ali Mahmud mengatakan, salah satu solusi mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengubah kotoran sapi menjadi biogas.
“Teknologi pembuatan biogas dengan bahan baku kotoran sapi merupakan teknologi tepat guna yang mudah diaplikasikan di lapangan,” tutur Ali.
“Bahkan sudah terbukti secara signifikan dapat menurunkan terjadinya pencemaran lingkungan,” sambungnya.
Adanya Biogas Ciptakan Keuntungan Ganda
Dengan adanya biogas, akan diperoleh keuntungan ganda (multiplier effect). Pertama berupa biogas sebagai hasil utama.
Keuntungan kedua dari limbah produksi biogas yang menghasilkan pupuk organik/kompos siap pakai.
“Sehingga salah satu yang kita tekankan adalah perihal revitalisasi biogas dan optimalisasi filterisasi pada biogas,” imbuhnya.
Menurut Ali, revitalisasi biogas ini dilakukan pada kelompok Anjasmoro Agri lestari yang sudah bertahun tahun menggunakan biogas.
Sehingga turut menjadi keberkahan tersendiri bagi pemeliharaan sapi perah yang selama ini dijalani.
“Dengan dilakukannya pengabdian block grant dengan program-program kerja yang telah disusun dan dirancang seperti ini, diharapkan kelak akan dapat tercapai solusi yang baik,” tegasnya.
Ali lantas berharap, revitalisasi dan optimalisasi filterisasi tersebut dapat menjadi upaya meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik.
Mengingat peningkatan kualitas lingkungan, juga mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
“Dan petani tetap dapat memelihara sapi sebagai usaha sampingan yang dapat menambah pendapatannya. Pada akhirnya akan dicapai kondisi masyarakat yang sehat dan sejahtera,” pungkasnya.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me? https://www.binance.info/fr/join?ref=IJFGOAID