KAMPUS, Malangpost.id – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB), melakukan giat pengabdian bertajuk “Penguatan Nasionalisme dan Character Building Santri Pesantren Global Tarbiyatul Arifin”, Sabtu (21/8/2021).
Menggandeng Pesantren Global Tarbiyatul Arifin Malang, kegiatan ini diinisiasi oleh dua Dosen FISIP UB, yakni HB Habibi Subandi dan Tri Hendra Wahyudi.
Habibi menuturkan, peserta yang hadir adalah dari para guru dan santri. Diungkapkan juga olehnya, para peserta terlihat sangat antusias. Dalam kegiatan mendongeng kepahlawanan tokoh lokal yang dibawakan oleh Pengurus Lesbumi PBNU, Ki Jumaali Dharmakanda (Ki Dalang Wolak Walik).
“Ki Jumaali membawakan acara tadi pagi dengan partisipatif, dimana santri-santri yang masih kecil diajari untuk mengenal karakter dirinya,” imbuh Habibi
Urgensi pada Kegiatan yang menyasar santri Pesantren Global kegiatan tersebut, menurut Habibi adalah untuk merayakan kemerdekaan RI ke-76. Serta bertujuan untuk memperkenalkan tokoh-tokoh pahlawan lokal Malang yang memiliki latar belakang NU seperti KH Masykur dan Hamid Roesdi.
Selanjutnya, pemberian contoh semangat kepahlawanan dari KH Masykur dan Hamid Roesdi saat mempertahankan kemerdekaan dari jajahan Belanda dalam Agresi Militer Belanda I dan II, merupakan wujud pengenalan karakter diri kepada santri.
“Tujuan lain dari kegiatan ini adalah sebagai upaya dari Universitas Brawijaya untuk mendedikasikan ilmu bagi masyarakat Pesantren,” kata Habibi ketika dikonfirmasi malangpost.id melalui sambungan whatsapp
“Secara khusus, acara ini juga memiliki tujuan untuk meneruskan semangat. Serta perjuangan almarhum KH Agus Sunyoto dalam kapasitasnya sebagai Sejarawan dan Budayawan NU,” sambungnya
Harapan Metode Pembelajaran Berbasis Dongeng Kesejarahan Dapat Diterapkan
Disinggung terkait sasaran kepada santri pesantren, Habibi mengatakan bahwa santri Pesantren Global Tarbiyatul Arifin masih menyelenggarakan pertemuan tatap muka setiap Jumat dan Sabtu. Itu untuk membaca doa dan melakukan pembelajaran agama.
“Dan orang tuanya memberi izin, karena mereka juga berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah dengan kelas online,” tegasnya
Dirinya lantas berharap, acara ini dapat mendorong para guru untuk menerapkan metode pembelajaran berbasis dongeng kesejarahan. Itu untuk mewariskan semangat dan perjuangan para pahlawan nasional.
Sehingga pembelajaran sejarah melalui dongeng dan story telling dapat dinikmati oleh santri-santri cilik atau tidak sekedar menghafal.
“Harapan lainnya, para santri memiliki kecintaan terhadap tanah airnya. Baik terhadap budaya lokal, dan juga memiliki karakter dan budi pekerti luhur,” pungkas Habibi.
Penguatan Nasionalisme dan Character Building Penting Bagi Santri
Sementara itu, Nurbaidah Sunyoto selaku Pengasuh Pesantren Global Tarbiyatul Arifin menyampaikan, penguatan nasionalisme dan character building kepada santri penting untuk bekal santri dalam mengenal dirinya sendiri.
Termasuk menumbuhkan rasa percaya diri, peduli kepada sesama, dan juga benar-benar cinta akan bangsanya.
“Alhamdulillah, kami sangat berterima kasih karena giat hari ini membuat anak-anak lebih menyadari dan paham apa yang dimaksud karakter mereka, minimal dari lingkungan terdekat,” tegas istri Almarhum KH Agus Sunyoto ini
Dirinya lantas berharap agar kegiatan ini bisa berlanjut istiqomah, dan bermanfaat demi pendidikan para santri. Selain itu, santri diharapkan bisa tumbuh menjadi anak-anak yang saleh dan salihah.
“Dalam pendidikan character building anak-anak, peran romo Kyai Agus Sunyoto sangat besar,” tutup wanita yang juga menjadi Kepala Madrasah RA dan MI Tarbiyyatul Arifin ini.