KAMPUS, Malangpost.id – Tiga Tim Spectra Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, kembali mengharumkan nama kampus dalam dua perlombaan tingkat nasional sekaligus.
Pertama dalam Lomba Balsa Bridge Competition Siliwangi Civil Engineering Creativity & Expo 2021 Universitas Siliwangi. Tim Spectra Faiz mendapatkan juara 1, kemudian juara 4 diraih oleh Tim Spectra Pascal.
Tim Spectra Faiz terdiri dari Zabel Awalia, Agni Pembayun Habib Junaidi, dan Riska Nanda Sintya Dewi. Sedangkan Tim Spectra Pascal, beranggotakan Adam Fahrizal Aulia, Adam Firdaus Syaifullah, dan Muhammad Reza Darussalam.
Riska, perwakilan Tim Spectra Faiz menyampaikan, maket (tiruan) jembatan yang timnya buat terinspirasi dari model jembatan rangka, dengan proses pengerjaan sekitar tiga minggu.
“Kalau dilihat memang kurang estetik, namun kuat, dan pembiayaan lebih murah,” ujar Riska saat ditemui di Ruang Humas ITN Malang Kampus 1, Selasa (26/10/2021).
Maket jembatan yang terbuat dari Kayu Balsa, menurut Riska memiliki panjang 36,7 cm, tinggi 14,6 cm, berat 26,9 gram dengan rasio 1 banding 100. Dari hasil uji beban, jembatan mampu mengangkat beban hingga 48,8 Kg.
“Kunci kemenangan, tentu yang harus diperhatikan pada struktur seluruh maketnya,” imbuhnya.
Sementara itu, perwakilan Tim Spectra Pascal, Adam Fahrizal Aulia menyampaikan, perolehan juara 4 karena maket yang timnya buat hanya mampu menahan beban seberat 20 Kg.
“Kita mengiranya sudah cukup penggunaan lem, sebelumnya dicoba aman, itu kuat menahan beban 36 Kg,” ungkap Adam.
Namun menurut Adam, timnya tidak akan berhenti dalam kejuaraan ini saja, karena mereka sudah menyusun dan menyiapkan untuk beberapa kejuaran lainnya.
Kedua dalam Lomba Maket Jembatan ICEF (Indonesian Civil and Environmental Festival) IPB 2021, Tim Spectra Achiles mendapatkan juara pada kategori jembatan terekonomis.
Tim Spectra Achilles yang beranggotakan Agni Pembayun Habib Junaidi, Riska Nanda Sintya Dewi, dan Vandrew Prananda Manginte mampu mendapatkan juara setelah mengungguli 13 finalis lain yang semua dari kampus PTN.
Mewakili timnya, Vandrew mengaku, persiapan Lomba Maket Jembatan ICEF terbilang cukup singkat. Meskipun demikian, hasil pengujian jembatan terbilang cukup memuaskan.
“Itu memantapkan langkah kami, sehingga dari 13 finalis lainnya, kami bisa menjadi satu-satunya PTS yang masuk finalis,” tuturnya.
Dalam penyusunan maket jembatan, dirinya mengaku timnya hanya menghabiskan biaya sebesar Rp. 14 ribu. Rinciannya untuk lem sebesar Rp. 7 ribu, kemudian untuk bahan Kayu Balsa Rp. 7 ribu.
Vandrew mengaku, desain maket jembatan ekonomis diperoleh dari berbagai pengalaman lomba yang sebelumnya sudah pernah diikuti.
Sebab itu, ia bersama tim mampu membuat desain maket jembatan dengan kayu yang cukup sedikit.
“Jembatan di fungsikan sebagai jembatan orang, karena untuk pengabdian kepada masyarakat juga,” ujarnya.
Diketahui semua tim tersebut dibina dan dibimbing langsung oleh Hadi Surya Wibawanto, ST, MT. Sebagai dosen pembimbing ia mengaku, mahasiswa yang ikut perlombaan adalah mereka yang punya potensi.
“Pertama dikuliah akademiknya bagus, aktif berorganisasi, dan ketiga track record-nya bagus. Jadi potensi dan memiliki semangat,” sambung Hadi.
Untuk prestasi, tuturnya memang sudah dari tahun ke tahun selalu didapatkan. Caranya dengan menyiapkan delegasi, dan melalukan persiapan matang jauh-jauh hari.
Terlebih juga dari adanya dukungan dari pihak kampus, dalam bentuk uang pembinaan, dan pembebasan kegiatan wajib yang bisa digantikan dengan prestasi lomba.