MALANG, malangpost.id- EBES, itu Malang. Dan spiritnya, melekat pada Sugiono. Father for the people of Malang. Bapake Arek Malang, walikota 10 tahun yang melegenda. Kebapakannya teruji sebelum dan sesudah kurun 1973-1983, bahwa Brigadir Jenderal kelahiran Blitar 28 Agustus 1928 itu, bukan sekadar Walikota Malang ke-5, tapi adalah bapak yang paling mengerti hati dan karakter warga. Maka dia dinobatkan oleh hati warga sebagai Ebes. Dia diturut. Lahirlah banyak kreasi; Persema, Arema, olah raga terutama tinju, penghijauan, musik (jadi barometer nasional), kesenian tradisional, sampai cikal bakal car free day.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) mengutip namanya untuk menjelaskan kata Ebes. Walikan (kebalikan) dari Sebeh. Ebes Sugiono. Sejak itu, semua walikota Malang adalah Ebes. Peni Suparto; Ebes Inep. Berhenti pada walikota M. Anton; Abah Anton. Dan kini Sutiaji; Pak Aji. Saja. Malang butuh Ebes lagi untuk menguatkan identitas.
Ada kerinduan terhadap Ebes. Spiritnya, kebapakannya, arahan dan caranya menggerakkan warga memajukan kota; menjadi sesuatu yang dibincangkan gayeng pada Minggu malam 4/10 lalu, di Stasiun Corner, pujasera, depan Stasiun Kereta Api Kota Baru. Tampak deretan orang beken yang pernah diorbit sampai politikus senior Dimmy Harjanto, bahkan Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana.
Sugiono, begitu tulisan pada KKBI. Tertulis juga Sugiyono. Ada yang Sugijono. Tapi sebut Ebes Malang, pastilah dia, bapak dari lima anak, salah satunya Eddy Rumpoko, mantan walikota Batu. Mertua Dewanti Rumpoko, kini walikota Batu. Kakek dari salah satu cucunya; Ganisa Pratiwi Rumpoko, sudah merintis dunia politik. (ekn)
>>>>>>> Selengkapnya Di Harian DIs Way Malang Post Edisi Selasa. (6/10)
Magnificent web site. A lot of useful info here. I am sending it to a few buddies ans additionally sharing in delicious. And naturally, thank you for your sweat!