KANJURUHAN, Malangpost.id – Travelling and Teaching merupakan salah satu kegiatan utama dan menjadi aksi perdana dari Komunitas 1000 Guru.
Dinamakan “Travelling and Teaching” karena pendiri ingin mengajak orang-orang yang memiliki jiwa travelling untuk bisa berbagi dan mengajar sebelum melakukan kegiatan perjalanan tersebut.
“Melalui kegiatan ini kita juga ikut membangun pariwisata yang ada di daerah pedalaman yang kita kunjungi,” ungkap Isma Awali, Ketua 1000 Guru Malang
Dirinya menjabarkan, kegiatan Travelling and Teaching di Kabupaten Malang selalu dilaksanakan dengan survei terlebih dahulu.
Survei dijalankan terhadap sekolah-sekolah yang sesuai dengan kriteria 1000 Guru. Tujuannya, agar bantuan yang diberikan bisa tepat sasaran.
Sekolah Sasaran Harus Memenuhi Kriteria
Isma menyebutkan, untuk sekolah sasaran setidaknya harus memenuhi beberapa kriteria.
Pertama berada pada daerah yang sulit terjangkau atau pedalaman. Dalam artian jauh dari kota dan akses internet masih sulit.
Kedua dilihat dari sekolah sasaran, seperti jumlah siswa dan jumlah guru yang tidak seimbang. Lalu guru yang ada semua masih honorer, hingga dari segi bangunan dan fasilitas yang belum memadai.
Selanjutnya didasarkan kondisi lingkungan, seperti masyarakat atau orang tua yang tidak memiliki kepedulian terhadap pendidikan.
Sebagai contoh menginginkan anaknya bekerja dan tidak bersekolah, anak bolos sekolah sudah dianggap biasa saja, lalu jika anak susah belajar tidak ada upaya dari orang tua untuk mengajari.
“Saat survei sekolah kita juga sekaligus survei tempat wisata yang akan kita jadikan tempat travelling. Setelah selesai survei dan ditentukan sekolahnya, kemudian kita melakukan open recruitment volunter,” bebernya kepada Malangpost.id
Sebelum kegiatan Travelling and Teaching dilaksanakan, para volunter yang terpilih akan dibekali beberapa hal mengenai cara mengajar terhadap anak-anak sasaran.
Hal ini karena pengajaran lebih berfokus pada kerajinan, kebudayaan atau pelajaran umum. Alasannya, agar anak-anak yang sudah seharian belajar materi sekolah tidak bosan.
“Maka lebih baik mengajarkan sesuatu hal yang berkaitan dengan desanya atau apa pun yang belum diketahui. Kita pernah ke daerah yang anak-anaknya tidak tahu kalau di Indonesia ada pulau selain pulau Jawa,” tambah Isma
Dirinya lantas menuturkan, volunter yang terlibat hanya diberikan pembekalan berupa teaching planning saja.
Dengan demikian, volunteer dapat berkreasi, serta mengajar dengan metode dan media pembelajaran seperti apa pun.
Walaupun demikian, pada kegiatan Travelling and Teaching yang berlangsung selama tiga hari ini terdapat agenda motivasi yang menjadi kunci penting kegiatan.
“Sesi motivasi adalah kunci penting di kegiatan Travelling and Teaching. Tujuannya untuk memberikan semangat kepada adik-adik agar terus semangat belajar meski dalam kondisi sulit,” pungkas Isma.