KAMPUS, Malangpost.id – Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), merupakan program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya adalah untuk mendorong mahasiswa bisa menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja.
Dalam MBKM, setidaknya ada delapan contoh kegiatan yang bisa dilakukan. Ini meliputi pertukaran mahasiswa, magang/praktik kerja, dan asistensi mengajar di satuan pendidikan.
Baca juga : Atlet Taekwondo ITN Malang Borong Enam Medali di Turnamen Internasional
Kemudian penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, serta membangun desa atau KKN (Kuliah Kerja Nyata) tematik.
Diketahui saat ini berbagai universitas, baik negeri maupun swasta juga tengah melaksanakan program tersebut. Termasuk Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Dikonfirmasi mengenai topik ini, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik ITN Malang Dr. F. Yudi Limpraptono, S.T., M.T., menuturkan pihaknya sudah melakukan beberapa kegiatan dalam menjalankan program MBKM.
“Di ITN dari delapan kegiatan yang ditawarkan dan yang bisa dijalankan, kita mengambil enam saja,” jelasnya, Selasa (13/7)
Enam Kegiatan Program MBKM
Enam kegiatan tersebut, yakni magang atau praktik kerja satu semester, pertukaran mahasiswa, penelitian atau riset yang dilakukan di luar lembaga ITN.
Selanjutnya kegiatan wirausaha untuk mahasiswa yang bisa dan mampu membuat unit usaha, studi atau proyek independen seperti membuat karya yang diakui, dan terakhir adalah membangun desa (KKN Tematik).
“Itu nanti mahasiswa juga bisa mengikuti program MBKM yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti magang di BUMN hingga pertukaran mahasiswa nusantara. Itu nanti terseleksi,” sambung Yudi
Baca juga : Simak PPKM Darurat ITN Malang, Berikut Poinnya
Ia melanjutkan, dalam mendukung program MKBM ini pihaknya juga melakukan MoU dengan beberapa instansi atau lembaga milik pemerintah atau swasta.
Sehingga mahasiswa dapat melakukan magang sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing. Adanya pandemi, dirinya mengaku menjadi hambatan yang luar biasa untuk menjalankan program MBKM. Mengingat beberapa kegiatan memang harus dilakukan secara luring, dalam artian harus turun langsung ke lapangan.
“Mudah-mudahan semester ganjil depan sudah bisa dan diizinkan untuk langsung ke lapangan, karena capaian pembelajaran kita mahasiswa akan menerima ilmu di lapangan,” ungkapnya
Dengan adanya program MBKM, Yudi berharap dapat membentuk kompetensi mahasiswa bisa ditingkatkan. Terutama pada hardskill mahasiswa.
Hak tersebut karena pengetahuan berupa teori sudah didapatkan mahasiswa lewat pembelajaran di kelas, sedangkan untuk hardskill dapat terbentuk di lapangan dengan praktik langsung.
“Kemudian softskill terkait dengan komunikasi hingga sikap atau perilaku juga dapat terbentuk di lapangan tidak hanya di dalam kampus,” pungkasnya kepada Malangpost.id