Perjuangan Trikora untuk Irian Barat Milik Kita

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Konten_Netwriter_-2.jpg
This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Konten_Ajakan_Netwriter-3.jpg

DIKSAR, Malangpost.id– Irian Barat atau yang lebih dikenal dengan nama Papua Barat merupakan salah satu wilayah di bawah kedaulatan NKRI dengan keindahan alam yang amat mempesona ditambah dengan adanya anugerah berupa menjulang tingginya Gunung Puncak Jaya dimana gunung ini telah diresmikan menjadi gunung tertinggi di Indonesia. selain wilayahnya yang sangat memukau, Irian Barat juga dikenal dengan sejarah perjuanagannya yang sangat berkesan dimana peristiwa tersebut hingga saat ini dikenal dengan Perjuanagn Trikora.

Alasan Terjadinya Perjuangan Trikora

Perjanjian Trikora (Sumber: google.com)

Trikora (Tiga Komando Rakyat) sendiri merupakan suatu komando yang diberikan kepada rakyat oleh Presiden Soekarno pada tahun 1961 yang merupakan upaya dari perebutan kembali Irian Barat dari Belanda. Trikora ini berisikan tiga poin penting, yaitu :

  1. Gagalkan pebentukan Negara Papua
  2. Kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat
  3. Bersiap untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa

Komando ini disampaikan oleh Presiden Soekarno kepada rakyat saat itu dikarenakan konflik antara Indonesia dengan Belanda mengenai permasalahan Irian Barat semakin memanas. Hal ini diakibatkan Belanda tidak mau melakukan diplomasi atau perbincangan lebih lanjut dengan Indonesia mengenai kedudukan dari Irian Barat sesuai dengan keputusan yang telah disampaikan dan disepakati dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 23 Agustus hingga 2 September.

Konflik ini lebih diperparah karena Belanda mengambil keputusan sepihak dengan mengklaim Irian Barat sebagai bagian dari negaranya dan akan menjadikan daerah tersebut sebagai negara sendiri yaitu Negara Papua selambat-lambatnya pada tahun 1970. Petrik Matanasi dalam “Sejarah Pidato Trikora dan Ambisi Sukarno Kuasai Papua” mengungkapkan bahwa pada bulan kedua tahun 1961, Belanda mulai membentuk parlemen, kemudian disusul pada bulan ke sepuluh tanggal ke 19 tahun 1961 mulai dibentuk Komite Nasional Papua dan Kekuatan Militer Papua.

Tentunya hal ini ditentang keras oleh pihak Indonesia yang pada akhirnya menyebabkan tercetusnya pengumuman pelaksanaan Trikora oleh Presiden Soekarno di alun-alun utara Yogyakarta pada yanggal 19 Desember 1961 dimana hal tersebut beliau sampaikan ketika sedang berpidato.

Kronologi Saat Perjuangan Trikora Terjadi

Patung Peringatan Peristiwa Trikora (Sumber: google.com)

Dikutip dari situs Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dijelaskan bahwa untuk menyelesaikan permasalahan mengenai Irian Barat, Presiden Soekarno selalu menyelesaikan dengan cara yang radikal. Sehingga dengan alasan inilah pada tanggal 2 Januari 1962 dikeluarkan Keputusan Nomor 1 Tahun 1962 yang berisiskan pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dengan tokoh yang menjabat sebagai panglima komando adalah Mayor Jendral Soeharto.

Tugas dari kesatuan ini adalah untuk merencanakan, mempersiapkan dan menggelar operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia. Untuk menyelesaikan perselisihan yang telah terjadi ini, Indonesia meminta bantuan kepada Amerika Serikat, akan tetapi ternyata Amerika Serikat menolak dan memilih untuk menjadi pihak netral. Pada akhirnya Presiden Soekarno pun menggunakan kekuatan persenjataan dengan bantuan dari Uni Soviet.

Dikutip dari buku “Laksamana  Kent Menjaga Laut Indonesia” (2014:38) yang disusun oleh Bernard Kent Sondakh dan kawan-kawan menjelaskan bahwa saat itu Indonesia setidaknya punya 12 fregrat, 12 kapal selam, 22 kapal cepat bertorpedo dan berpeluru kendali, serta 4 kapal penyapu ranjau untuk melancarkan penyerangan ini. Melihat ketegangan yang terjadi anatar kedua belah pihak, tahun 1962 Amerika Serikat menekan Belanda dan Indonesia untuk mengedepankan jalan diplomasi dan menghindari terjadinya peperangan.

 Pengambilan Keputusan Melalui Jalur Diplomasi

Surat Perjanjian New York (Sumber: google.com)

Akhirnya pada 15 Agustus 1962, terjadinya kesepakatan anatara Indonesia dengan pihak Belanda yang diresmikan dengan penandatangan Perjanjian New York. Isi dari perjanjian tersebut, yakni :

  1. Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada penguasa pelaksana sementara PBB , yaitu United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA) pada 1 Oktober 1962.
  2. Pada 1 Oktober 1962, bendera PBB akan berkibar di Irian Barat berdampingan dengan bendera Belanda. Selanjutnya akan diturunkan pada 31 Desember 1962 dan digantikan bendera Indonesia mendampingi bendera PBB.
  3. Pemerintah UNTEA berakhir pada 1 Mei 1963 dan pemerintahan selanjutnya diserahkan kepada pihak Indonesia.
  4. Pemulangan orang-orang sipil dan militer Belanda harus selesai pada 1 Mei 1963.
  5. Rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya tetap di wilayah Indonesia atau memisahkan diri.
  6. Kemudian diselenggarakan Papera (Penentuan Pendapat Rakyat). Hasil Papera disetujui pada 19 Desember 1969 dan membuktikan bahwa Irian Barat bagian dari Indonesia.

Setelah banyaknya pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan dengan penandatanganan perjanjian tersebut secara resmi Irian Barat berada dalam pengawasan dan menjadi bagian dari NKRI pada 1963. Bagi Presiden Soekarno ini adalah sebuah kemenangan besar adalam mempertahankan kesatuan dan kedaulatan tanah air. Kembalinya daerah yang memiliki anugerah berlimpah ini ke Indonesia menjadi suatu peristiwa yang membanggakan karena Irian Barat dapat kembali melalui jalur diplomasi tanpa menggunakan persenjataan ataupun peperangan.

Hal ini membuktikan bahwa seluruh daerah di Indonesia merupakan daerah yang berharga dan harus selalu dipertahankan. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang berdaulat sehingga sagala daya dan upaya harus diusahakan untuk tetap menjaga kesatuan yang telah dimiliki oleh Indonesia saat ini.

Dari peristiwa Perjuangan Trikora ini kita dapat mengambil sebuah pembelajaran yang berharga, dimana untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan usaha dan pengorbanan yang besar. Maka dar itu, ketika kita sudah mendapatkannya maka pertahankan hal tersebut sekuat tenaga. Dalam hal ini, kita harus menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia serta menghindari perpecahan karena banyaknya konflik yang terjadi.

Seperti keadaan yang sedang kita hadapi saat ini, di masa pandemi ini sudah banyak sekali konflik, kekacauan dan kerusuhan yang terjadi sehingga hampir membuat kita semua sebagai bangsa Indonesia mengalami perpecahan. Akan tetapi, ketika kita melihat perjuangan para pahlawan terdahulu untuk mempertahankan irian Barat, ini harus menjadi penguat bagi kita bahwa apapun yang terjadi kita harus tetap mempertahankan kesatuan dan persatuan yang ada di Indonesia.

Bagikan ke sosial media:

Recommended For You

Ilmi

About the Author: Ilmi Roudlotun Nafiah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kunjungi Alamat Baru Kami

This will close in 0 seconds