Pantau Kemampuan Siswa Saat PTM, Sekolah Lakukan Observasi Rutin

DIKSAR, Malangpost.id – Sudah sekitar dua bulan lamanya, SD Unggulan Permata Jingga Malang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Namun belum semua orang tua memberi izin kepada anak untuk mengikuti tatap muka.

“Sehingga kita tetap memfasilitasi para orang tua yang belum mengizinkan anaknya mengikuti tatap muka dengan pembelajaran online,” ujar Kepala Bagian Akademik SD Unggulan Permata Jingga, Maulana Fajar Wandhiro.

Untuk teknis pelaksanaan sifatnya campuran (online dan offline), mengingat adanya pembatasan kapasitas siswa dalam satu kelas. Yakni 50 sampai 70 persen dari total rombongan belajar satu kelas, sehingga sistem offline atau tatap muka dibuat bergantian.

Fajar melanjutkan, jika dibandingkan dengan pembelajaran online, kemampuan anak berbeda drastis saat pembelajaran offline.

Misalnya saat online, pengerjaan penugasan terlihat cukup maksimal. Sayangnya ketika sudah masuk pembelajaran offline, masih banyak hal yang perlu untuk dievaluasi.

“Ternyata ketika masuk, anak-anak masih kurang ini, perlu itu, sehingga perlu untuk diobservasi terlebih dahulu. Termasuk anak-anak yang motivasinya menurun, perlu ada treatment khusus dari wali kelasnya,” ungkap Fajar.

Masing-masing tingkatan kelas, tiap minggunya observasi dilaksanakan oleh Team Teaching. Mulai dari observasi motivasi belajar, kemampuan kognitif, begitu pun dengan proses pembelajaran para siswa.

SD Unggulan Permata Jingga juga termasuk ke dalam sekolah inklusi. Sebab itu pihaknya menerima siswa berkebutuhan khusus (ABK), dengan jumlah kuota yang diberikan maksimal dua siswa tiap tingkatan.

“Karena kemampuan guru masih terbatas, jadi kami bentuk kuota-kuota. Kuota anak yang bisa berlari cepat, sedang, kuota anak yang butuh bimbingan, hingga kuota bagi siswa berkebutuhan khusus,” ujarnya.

Siswa ABK, menurut Fajar membutuhkan treatment tersendiri dalam bentuk pembiasaan. Dilaksanakan selama beberapa minggu, sebelum siswa mengikuti proses pembelajaran. Hal itu mengingat para siswa ABK, terbilang sulit dalam hal beradaptasi.

Oleh karenanya, pihaknya lebih memfokuskan pada upaya adaptasi lingkungan bagi para siswa, sehingga mereka tidak dipaksakan untuk langsung mengikuti proses pembelajaran.

Ia lantas menjelaskan, ada beberapa materi yang kembali dikuatkan saat PTM terbatas. Ini karena banyak materi yang sebelumnya diberikan secara online dirasa belum maksimal.

“Ada pengulangan materi, tapi materi yang baru juga masih lanjut, itu menjadi salah satu kesulitan saat online menuju offline. Lalu waktu yang terbatas saat PTM, karena meskipun ada materi yang direduksi materi pokoknya tetap,” paparnya.

Dengan PTM terbatas seperti sekarang, Fajar berharap dapat tercipta interaksi yang lebih maksimal, baik antara siswa dengan guru, maupun guru dengan orang tua. Dengan demikian, maka anak berdampak pada pembelajaran yang lebih baik bagi seluruh peserta didik.

Bagikan ke sosial media:

Recommended For You

Wahyu

About the Author: Wahyu Setiawan

Paling hobi jalan-jalan; lebih senang baca novel; suka nonton film bergenre Adventure, Comedy, Horror, Animation, Fantasy & Romance.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kunjungi Alamat Baru Kami

This will close in 0 seconds