BALAIKOTA, Malangpost.id – Sabtu (13/3) Kampung Budaya Polowijen (KBP) mendapatkan kunjungan dari Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur (DPRD Jatim). Turut hadir pula dalam kegiatan bersama Komisi B ini perwakilan dari dinas kebudayaan dan pariwisata Jatim serta balai pelestarian Cagar Budaya Jatim. Tujuan dari kunjungan yang dilaksanakan pada pukul 09.15 ini, guna memonitoring program kegiatan pariwisata dan penyelamatan cagar budaya.
Dalam kesempatan ini, Isa Wahyudi, S.Psi, M.Psi atau yang akrab disapa dengan sebutan Ki Demang, selaku pengagas Kampung Budaya Polowijen menyampaikan kebahagiaannya tatkala dikunjungi oleh DPRD komisi B Provinsi Jawa Timur.
“Saya Ki Demang, Isa Wahyudi, penggagas Kampung Budaya Polowijen. Hari ini merasa senang dikunjungi oleh DPRD Komisi B Propensi Jawa timur beserta dinas kebudayaan pariwisata dan DPCB.” Ucap Ki Demang.
Tak hanya sampai disitu, Ki Demang menjelaskan lebih lanjut mengenai maksud serta tujuan kunjungan Komisi B dewan Perwakilan Rakyat Jawa Timur tersebut. Pihaknya mengakui, jika kunjungan tersebut memiliki fokus kepada dua hal yang berbeda. Pertama, berfokus terhadap pelestarian cagar budaya dan yang kedua berfokus terhadap pariwisata.
“Kunjungan kali ini fokus pada dua hal, satu menyangkut soal cagar budaya yang kedua nyangkut soal pariwisata” Lanjut Ki Demang.
Dalam lanjutannya, Ki Demang banyak menjelaskan permasalahan yang mendera perkembangan cagar budaya, diantaranya Ki Demang menyampaikan jika masih banyak obyek yang berstatus OCDB ini masih dimiliki secara perseorangan. Sehingga menurutnya, perlu dilakukan tindakan berupa pembelian atau diberikan kompensasi. Sehingga dalam proses penetapan cagar budaya akan memudahkan proses penetapan sebagai cagar budaya.
“Soal cagar budaya tadi, penjelasannya bahwa memang ada banyak problem-problem utamanya di persoalan kepemilikan status ODCB. Obyek diduga cagar budaya yang masih dimiliki atau dikuasai oleh masing – masing pribadi ya, masing – masing orang.” tukas Ki Demang.
Dalam kesempatan ini juga, pihaknya menjelaskan jika selama pandemi covid 19, KBP tetap membuka diri terhadap pengunjung perorangan. Pihaknya menjelaskan jika setiap harinya selalu ada petugas yang bertugas menjaga. Ki demang mencontohkan, salah satunya petugas jaga membuat batik. Terkadang masih ada saja orang yang hadir ke KBP untuk belajar bersama membuat batik di sini. Selain batik, ada juga pengunjung yang bertujuan untuk belajar seni rupa atau berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.
“Yang kedua soal pariwisata, bahwa memang kunjungan ini, tentang selama ini praktek – praktek tentang kepariwisatan kunjungan di kampung budaya polowijen bagaimana nah. Praktek kunjungan di kampung budaya polowijen, meksipun di masa covid dari dulu sampai sekarang itu tetep buka, jadi tidak pernah ditutup tapi dibuka.” Lanjut Ki Demang