KAMPUS, Malangpost.id – Sejumlah perempuan yang tinggal di Kaki Gunung Wedon Lawang mendapat pelatihan membatik dari Omah Difabel, Sabtu (3/12/2021). Pelatihan terlaksana dengan menggunakan teknik shibori.
Teknik shibori sendiri merupakan teknik mewarnai kain ala Jepang yang sudah ada sejak abad ke-8. Teknik ini juga tampak mudah dipraktikkan oleh para anggota PKK tersebut.
Setelah beberapa menit mendapatkan teori dari tim wirausaha batik Omah Difabel, mereka mulai melipat dan mengikat kain dengan teknik tertentu, lalu mewarnainya.
Omah Difabel Lingkar Sosial Indonesia (Linksos), memfasilitasi Pelatihan Batik Shibori di Balai Dusun Turi, Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Kegiatan bekerja sama dengan KKN Kemanusiaan Prodi Manajemen Universitas PGRI Kanjuruhan Malang. Termasuk dalam koordinasi Perhutani melalui KRPH Wonorejo dan Pemerintah Desa Turirejo.
Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional, KBP menambah Khasanah Motif Batik Khas Malangan
“Kegiatan pelatihan batik ini merupakan rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021, regional Jatim,” terang Pembina LINKSOS, Kertaning Tyas, Sabtu (3/12/2021).
Rangkaian lainnya, seperti Event Jambore Kader Kesehatan di Pasuruan, hingga puncak acara bakal terlaksana di GOR Ken Arok Kota Malang pada Minggu (12/12/2021) mendatang.
Upaya Program Berkelanjutan
Menurutnya, pemilihan lokasi kegiatan yakni Dusun Turi karena sebagai upaya program penghijauan berkelanjutan di bukit berketinggian 660 mdpl.
Linksos bersama beberapa perguruan tinggi, sekolah, PPBI, dan Pramuka sendiri telah melalukan serangkaikan kegiatan penghijauan pohon secara bertahap.
“Sejak Oktober 2020, diakumulasi telah tertanam sekira 850 batang dari 1000 pohon yang direncanakan,” imbuh Tyas.
Kegiatan ini memuat pendekatan masyarakat untuk program edukasi tentang disabilitas dan inklusi. Lalu pelestarian lingkungan dan tameng ekologi Gunung Wedon, serta pengembangan Desa Inklusi.
Sebab itu, anggota PKK juga bertahap memperoleh materi tentang disabilitas dan kesadaran inklusi, serta lingkungan hidup. Kegiatan semacam ini memuat makna inklusifitas yang sesungguhnya.
Artinya, untuk inklusi tidak harus kegiatan masyarakat umum yang melibatkan difabel. Melainkan kegiatan difabel yang melibatkan masyarakat.
Kegiatan juga sekaligus menjadi kampanye hapus stigma tentang difabel yang biasanya dinilai tidak produktif dan menjadi beban lingkungan. Mengingat faktanya, di Omah Difabel mereka produktif bahkan memberikan manfaat bagi masyarakat umum.
Omah Difabel merupakan bengkel produksi (bengpro) Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS). Selain memproduksi batik dan beberapa kegiatan wirausaha lainnya, bengpro juga memberikan pelatihan keterampilan kepada difabel dan masyarakat luas.