KOMUNITAS, Malangpost.id – Hari Dharma Wanita Persatuan dirayakan setiap tahun pada tanggal 7 Desember. Organisasi yang dibentuk khusus untuk para istri PNS ini didirikan pada tanggal 5 Agustus 1974 oleh Pembina KORPRI saat itu, Amir Machmud, atas prakarsa Tien Soeharto.
Dharma Wanita merupakan organisasi perempuan terbesar dengan jumlah anggota yang banyak. Namun, sejak didirikan 47 tahun lalu, Dharma Wanita telah melewati sejarah yang berliku-liku. Pro dan kontra pun mengiringi perjalanan tersebut.
Baca juga : Hari Anak Nasional: Makna dan Tujuan Memperingatinya
Dharma Wanita memiliki visi yang cukup sederhana, yaitu mendukung tugas suami sebagai aparatur negara dan abdi masyarakat yang mengabdikan hidupnya untuk negara dan bangsa.
Pada masa Orde Baru, Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Larangan Poligami Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) lahir dari prakarsa Dharma Wanita di bawah kepemimpinan Tien Soeharto. Dharma Wanita juga terlibat dalam meluncurkan inisiatif ramah keluarga di lembaga tertentu, seperti menyediakan layanan penitipan anak.
Dharma Wanita Bagian Penting Promosi Kesehatan di Era Orde Baru
Selain itu, Dharma Wanita menjadi bagian penting dari promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di era Orde Baru. Namun, kesan kuno sering melekat pada organisasi ini. Karena ideologi Orde Baru pada waktu itu menekankan bahwa wanita yang baik adalah ibu dan istri yang harus taat dan mengabdikan hidupnya untuk suaminya.
Akhirnya, di era reformasi, Dharma Wanita melakukan perubahan mendasar. Dharma Wanita bersifat netral tanpa mengandung unsur politik.
Dalam Musyawarah Luar Biasa Nasional (Munaslub) Dharma Wanita yang diselenggarakan pada tanggal 6-7 Desember 1999, organisasi ini berubah nama menjadi Dharma Wanita Persatuan. Penambahan kata “persatuan” disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional di bawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid.
Baca juga : Peringati Hari ASI Sedunia, Ini Sejarah Hari ASI Serta Manfaatnya Bagi Bayi!
Tidak hanya berganti nama, Dharma Wanita juga ingin menunjukkan eksistensinya sebagai organisasi masyarakat yang turut serta dalam pembangunan. Dharma Wanita memproklamirkan diri sebagai organisasi yang mandiri, demokratis, dan juga bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.
Dharma Wanita juga menegaskan tidak ada lagi muatan politik dalam organisasinya. Sejak itu, 7 Desember diperingati sebagai hari jadi Dharma Wanita Persatuan, sedangkan 5 Agustus adalah Hari Lahir Dharma Wanita.
Dharma Wanita Persatuan saat ini sedang berjuang untuk meninggalkan bayang-bayang Dharma Wanita lama. Organisasi ini berupaya berperan aktif dalam memerangi praktik kekerasan terhadap perempuan, memajukan pendidikan, dan memerangi budaya korupsi.