DIKSAR, Malangpost.id – Kepala OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Malang, Sugiarto Kasmuri menyampaikan, untuk program inklusi dan literasi keuangan tidak boleh berhenti dalam satu periode. Artinya harus terus berkelanjutan.
“Karena generasi yang saat ini kita berikan literasi, mereka akan menjalani kehidupan selanjutnya,” ungkap Sugiarto, Selasa (22/9/2021) kemarin
Oleh karena itu, kini pihaknya sedang melakukan program kepada pelajar di Malang Raya. Tujuannya untuk memberikan pemahaman dasar terkait produk lembaga keuangan.
“Kita beri pemahaman sejak dini untuk pelajar, nanti ketika mereka sudah menjadi mahasiswa, kita kenalkan produk lebih seperti investasi,” tuturnya
Dirinya berharap, agar nantinya para pelajar mampu mengaplikasikan dan menggunakan produk keuangan dengan benar ketika sudah terjun langsung di masyarakat.
“Jadi kalau melek literasinya, dan inklusinya lebih baik, masyarakat Indonesia bisa lebih sejahtera,” imbuh Sugiarto
Ia menambahkan, untuk tingkat inklusi keuangan masyarakat Jawa Timur sudah berada di kisaran angka 78%.
Tingkat itu, sudah sedikit lebih tinggi dari tingkat inklusi keuangan nasional yang berada pada angka 76%.
Sedangkan untuk tingkat literasi Jawa Timur, masih berada pada kisaran 40%. Lebih tinggi dari nasional yang berada pada angka 38%.
“Cuma yang penting bukan berapa besar tingkat inklusi dan literasi, tapi kesenjangan atau gap antara tingkat inklusi dengan tingkat literasi itu sendiri,” katanya
Jika jarak antar keduanya tinggi, maka bisa menimbulkan masalah bagi masyarakat. Seperti mudah terjerumus pada investasi ilegal, merasa tertipu, atau membeli produk keuangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
“Gap itu yang ingin kita kejar, sehingga diharapkan tingkat literasi terus naik dan bisa mendekati tingkat inklusi keuangan,” pungkasnya kepada Malangpost.id.