DIKSAR, Malangpost.id – SD Anak Sholeh Full Day, yang berdiri sejak tahun 2016 mulai menunjukkan keunggulannya. Berdiri di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, sekolah dasar yang berbasis agama Islam ini mampu beradaptasi di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas memeluk agama non-muslim.
Riska, Kepala SD Anak Sholeh tersebut membeberkan jawabannya. “Kita harus bisa membangun komunikasi dengan berbagai tokoh masyarakat, baik yang muslim ataupun non-muslim,” ungkapnya.
Di Desa Sitiarjo sendiri, menurut Riska masyarakatnya tidak pernah membeda-bedakan. Nasionalisme yang dimiliki warga desanya juga tinggi. Selain itu, dari pihak SD Anak Sholeh sendiri juga telah menjelaskan kepada masyarakat bahwa mereka memiliki tujuan yang baik. Yakni mereka ingin membangun pendidikan yang berbasis Islam.
Baca Juga: Pantau Kemampuan Siswa Saat PTM, Sekolah Lakukan Observasi Rutin
Menurut Riska, mendirikan sekolah baru tidaklah mudah. “Butuh niat, perjuangan, dan tekat yang kuat untuk bisa bertahan dan beradaptasi,” imbuhnya.
Pada awal didirikan, guru yang dimiliki pun belum terlalu kompeten. Beberapa dari guru-guru itu juga belum sarjana. Namun, mereka memiliki niat yang baik untuk mendidik anak-anak. Sampai saat ini sudah ada 16 guru yang mengabdi di SD Anak Sholeh.
Begitu juga dengan jumlah murid. Pada awal berdiri dan diresmikan, SD Anak Sholeh mendapatkan 25 orang siswa. Hingga saat ini, terhitung kurang lebih 190 siswa yang menempuh pendidikan di sana.
Seiring berjalannya waktu, pihak sekolah sendiri mengadakan pelatihan untuk guru-gurunya demi mendukung peningkatan kualitas SDM yang dimiliki. Upaya peningkatan tenaga guru ini akan terus diupayakan untuk mencapai target yang diinginkan.
Utamakan Pendidikan Karakter Berbasis Agama
Pendidikan karakter berbasis agama memang diutamakan di sekolah ini. Tumbuh di lingkungan yang bisa dibilang menjadi seorang minoritas membuat anak-anak belajar untuk memiliki toleransi yang tinggi.
Untuk itu dibutuhkan pembelajaran agama yang mendalam agar anak-anak memiliki bekal yang cukup. Oleh karenanya, pihak SD Anak Sholeh mengadakan program-program untuk mewujudkan hal tersebut. Seperti kegiatan mengaji dan kegiatan spiritual yang lain.
Di Sitiarjo sendiri saat ini belum ada sekolah yang menggunakan sistem full day, hanya SD Anak Sholeh saja yang sudah menerapkan sistem pendidikan tersebut.
Baca Juga: SMA Negeri 1 Kepanjen Targetkan Jadi Sekolah Siaga Kependudukan Paripurna Terbaik Tingkat Nasional
Oleh karena itu para guru dan pihak sekolah terus berupaya untuk mengembangkan sekolah ini agar lebih baik lagi. Salah satunya dengan cara mengadakan program kelas unggulan.
Pada saat pandemi sendiri, SD Anak Sholeh menerapkan pembelajaran tatap muka namun tidak full day seperti biasanya. Hanya saja, pihak sekolah membatasi durasi jam pelajaran dari yang seharusnya.
Pembatasan jam pelajaran tersebut durasinya masih lebih lama dibanding sekolah-sekolah yang lain dikarenakan siswa masih membutuhkan pembelajaran spiritual. Sehingga siswa tetap masuk meskipun jam pelajarannya terpotong, dan mereka juga tetap bisa mendapatkan pembelajaran agama yang cukup selama di sekolah. (Tania).
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?