SEPAKBOLA, malangpost.id- Laga uji coba melawan Madura United, yang berkesudahan 4-3 bagi Arema FC, Rabu (21/10) lalu, di Stadion Kanjuruhan, tim besutan pelatih Carlos Carvalho de Oliveira, tak memasang pilarnya di lini tengah. Gelandang bertenaga kuda, Hendro Siswanto, masih dalam proses pemulihan cedera ITBS (iliotibial band syndrome) dan playmaker Bruno Smith Nogueira Camargo, masih terkendalam kebugaran.
‘’Selain rutin latihan bersama tim, saya juga harus menambah porsi latihan sendiri di luar jadwal tim. Saat libur latihan Sabtu dan Minggu, atau juga ada waktu kosong, saya lakukan latihan fisik sendiri. Saya ingin kondisi fisik saya kembali ideal dan sama dengan pemain-pemain lainnya,’’ ucap Bruno Smith.
Ketika menggulung Madura United 4-3, pelatih asal Brasil tersebut, menurunkan komposisi trio tengah eksperimennya. Yakni Bagas Adi Nugroho, Muhammad Rafli dan Jayus Hariono. Meski berada di bench pemain, Bruno Smith justru melakukan latihan sendiri. Berlari mengitari lapangan lima kali di saat jedah laga.
Tetap menjadi playmaker
Pada lanjutan Liga 1 2020 mendatang, Bruno Smith diproyeksikan mengisi posisi playmaker murni. Nyaris dalam empat musim terakhir, tim Singo Edan tak pernah memiliki playmaker murni. Pada QNB League 2015 yang hanya berusia tiga pekan, Arema terakhir memiliki jendral lapangah tengah asal Liberiaa, Sengbah Kennedy.
‘’Ya Hendro kita tahu semua, dia masih cedera dan perlu waktu untuk pemulihan. Biarkan dia fokus untuk kembali pulih, agar nanti saat Liga 1 dimulai, dia sehat 100 persen. Kalau soal Bruno Smith, dia memang tidak cedera apapun. Tapi uji coba melawan Madura United dia tidak saya pasang. Dia masih ada tugas dari saya, untuk membenahi fisik dan kebugarannya. Jadi saya tidak mau paksakan dia main untuk uji coba sekalipun. Pemain kalau fisik tidak siap dan dipaksakan main, akan berbahaya bagi pemain dan rawan cedera. Jadi ini kesempatan rotasi pemain tengah,’’ ujar Carlos de Oliveira.
Bruno Smith sendiri sejak tiba di Malang (4/10) lalu, praktis tak pernah ada kesempatan melakukan recovery, guna memulihkan stamina fisiknya, usai melewati perjalanan jauh Brazil ke Indonesia. Bahkan sehari setelah tiba di Malang, Bruno harus menelan pil pahit karena dinyatakan positif Covid-19 dan harus diisolasi selama selema 10 hari.
‘’Bruno pemain professional dan saya pelatih profesional. Ini bukan tim pertama yang saya latih. Kita semua tahu Bruno baru beberapa hari kembali dari isolasi karena Covid-19. Jadi secara fisik, dia belum cukup bugar dan juga belum cukup ideal untuk bermain dengan intensitas tinggi. Saya tidak ingin memaksanya bermain, meski beberepa menit saja. Itu akan rawan cedera dan justru menyakiti dia jika dipaksakan bermain. Ya mungkin satu minggu ke depan, dia sudah fresh sama seperti pemain-pemain lainnya,’’ imbuh Carlos. (act/rdt)