BATU, malangpost.id- Angin segar hinggapi petani dan peternak Kota Batu. Pasalnya, Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Batu segera kucurkan bantuan. Berupa sarpras (sarana prasarana). Diberikan awal November. Harapannya, dapat meringankan biaya produksi dimasa pandemi covid-19.
Namun, Dispertan akan menyeleksi lebih dulu para petani dan peternak. Dikarenakan terbatasnya jumlah anggaran. Selain itu, sudah ada petani yang mandiri.
“Tidak semua kami bantu. Pertama adalah petani dan peternak yang telah masuk dalam kelompok. Kedua, melihat progres dari bantuan yang telah diberikan sebelumnya,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Batu, Sugeng Pramono.
Menurut data yang dihimpun, terdapat 226 kelompok tani di Kota Batu. Dengan jumlah sebanyak itu, Dispertan akan melakukan seleksi untuk kelompok tani yang berhak mendapatkan bantuan. Prioritasnya adalah para petani yang memiliki prospek cemerlang.
“Nantinya penyaluran bantuan akan diberikan lewat kelompok tani. Para petani akan memperoleh saprodi berupa bibit, pupuk dan sarana lainnya. Bantuan juga akan diberikan kepada peternak. Berupa pakan ternak serta membantu produksi budidaya pakan ternak,” urainya.
Saat ini, ujar Sugeng, Dispertan tengah mempersiapkan pemberkasan pengadaan barang. Dalam waktu dekat ini, proses tersebut akan selesai. Serta bantuan akan langsung disalurkan.
“Saat ini proses administrasi pengadaan barang dan jasa sedang dikerjakan. Harapan kami, Oktober atau awal November bantuan sudah bisa disalurkan,” terangnya.
Menurutnya, pertanian sayur sangat terdampak karena adanya pandemi Covid-19. Disebabkan turunnya daya beli masyarakat. Sedangkan pertanian tanaman hias bernasib sebaliknya. Yakni, meningkat tajam dan membuahkan untung bagi petani.
Harga yang merosot perlu stimulus
Prinsipnya, ujar Sugeng, Dispertan berupaya mempertahankan sayur yang merosot karena daya beli masyarakat turun. Hal ini perlu mendapatkan stimulus dan perlu pemetaan potensi pasar.
“Pada prinsipnya, Dispertan berupaya mempertahankan sayur yang merosot karena daya beli masyarakat turun. Sehingga hal tersebut sangat perlu mendapatkan stimulus serta pemetaan potensi pasar,” tandas Sugeng.
Produk pertanian sangat penting keberadaannya saat pandemi. Selain untuk menggerakan perekonomian, produksi pertanian juga untuk ketahanan pangan di Kota Batu.
Sementara itu, Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, mengatakan saat ini tingkat perekonomian di Kota Batu plus 3 persen. Angka tersebut sangat baik dibandingkan dengan pemerintah pusat yang minus 5 persen. Bahkan ia menargetkan di penghujung tahun nanti Kota Batu bisa plus 4-4.5 persen.
“Untuk mencapai target tersebut salah satu sektor yang akan digenjot adalah sektor pertanian. Di pertanian sendiri terdapat dua bagian yakni pertanian yang dapat dikonsumsi atau holtikultura dan pertanian tanaman hias. Karena saat ini tanaman hias sedang buming, maka dari itu akan kami genjot,” tandasnya. (ant/jan)