BATU, Malangpost.id – Kelangsungan hidup bisnis Wisata Arung Jeram Kaliwatu tinggal dua bulan lagi. Hal ini jika pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi tidak segera berakhir. Karena secara finansial, bisnis arung jeram di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu sudah tertatih-tatih. Beban operasional terlalu berat. Karena itu, untuk bisa hidup terus, keran masuknya wisatawan harus dibuka oleh pemerintah.
Manajer Pemasaran Arung Jeram Kaliwatu Anggara Jaya Wardana mengungkapkan pihaknya terpaksa memberhentikan sejumlah karyawannya. Hal itu dilakukan guna menekan biaya operasional perusahaan.
“Sekarang baru ada 8 pegawai yang masuk, itupun gajinya belum penuh.” ujarnya dilansir dari Radar Malang, Sabtu (21/8).
Sebelum adanya pandemi Covid-19, lanjut Anggara Jaya Wardana, Kaliwatu Rafting mempekerjakan sekitar 40 karyawan. Kebanyakan dari mereka adalah pekerja lokal Kota Batu. Sedangkan 20 diantaranya merupakan operator arung jeram.
“Dengan kondisi seperti ini, perusahaan terpaksa mengurangi tenaga kerjanya,” lanjutnya.
Saat ini, lanjutnya, perusahaan mengalami kerugian hingga 100%. Dia mengatakan, sejumlah aset telah dijual perseroan untuk menutupi biaya operasional.
“Kalau situasinya terus seperti ini, mungkin kita hanya bisa bertahan satu atau dua bulan lagi,” katanya.
Saat ditanya tentang nasib karyawan yang di-PHK, menurut dia, sejumlah karyawan memilih kembali berkebun dan bertani. “Jika semuanya kembali normal, tentu kami akan mengundang mereka lagi,” lanjutnya.
Angga berharap pemerintah segera memberikan konsesi bagi pelaku pariwisata. Jika sektor pariwisata dibuka kembali, pihaknya selalu siap mendukung kebijakan pemerintah.
“Seperti tahun lalu, ada kebijakan pemerintah terkait penerapan Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE). Kami sangat mendukung itu karena sejalan dengan visi dan misi kami,” ujarnya.