Aroma Karsa
RESENSI, malangpost.id – Novel karya Dee Lestrari memang banyak digandrungi oleh kamu muda, tidak ketinggalan juga kaum tua. Bisa dibilang cukup menarik meresensi buku ini karena dilihat dari judulnya juga menarik, “Indra Penciuman, Aroma Karsa”.
Buku ini bercerita tentang pencarian Puspa Karsa yang menjadi tanaman legendaris dan dianggap hanya sebagai dongeng saja. Tanaman tersebut ada di tempat rahasia. Tanaman ini hanya bisa diidentifikasi oleh aroma.
Terus?
Terdapat beberapa tokoh yang diciptakan dalam buku ini, diantaranya Jati Wesi dan Tanaya Suma. bertemu. Pertemuan keduanya tidak baik, dimana Tanaya menganggap kehadiran Jati sebagai hal yang negatif.
Raras dan keluarganya terobsesi untuk mendapatkan tanaman itu, sehingga ia mengirimkan anak sulungnya dan Jati untuk melakukan ekspedisi dalam mencari Aroma Karsa. Dengan ekspedisi tersebut terdapat berbagai misteri yang mulai terkuak.
Mulai dari dosa-dosa yang dilakukan oleh Raras pada ekpedisi sebelumnya, jati diri Jati dan Tanaya hingga sosok sebenarnya dari Aroma Karsa. Kisahnya begitu mengalir, sampai pembaca mungkin tidak sadar akan berada di penghujung kisah.
Pasti Mendambakan Beberapa Lembar Selanjutnya
Dipastikan dengan terbawa alur, pasti ingin menambah halaman lagi untuk dibaca. Karena genre dari Dee menyuguhkan cerita yang tidak dipaksa. Dengan twist yang menarik, membuat anda cocok dalam membaca misteri, fantasi, dan bahasanya juga tidak berbelit-belit maupun ringan.
Buku ini berkesan apalagi dengan membangun harmoni dalam mata anda yang melihatnya. Belakang buku juga memunculkan kesejukan untuk dibacanya. Ide cerita dalam buku ini cukup unik karena menggunakan indera penciuman saja secara kebanyakan.
Buku ini hampir sama dengan film “Parfume”. Dee cukup berani dalam mengambil konsep ini. konsep ini perlu riset yang mendalam dengan deskripsi yang mewakili aroma maupun rasa. Plot ceritanya juga halus, tidak terlalu cepat maupun lambat tetapi hal tergesanya bisa dilihat dalam bab-bab terakhir.
Dari segi Logika Kepenulisan
Dari segi logika kepenulisan, sisi fantasinya belum benar-benar terasa, sampai akhir bab. Campuran unsur sejarah, budaya, dan latar yang nyata membuat cerita ini menjado sangat nyata. Sampai bingung, mana yang asli dan mana yang imajinasi.
Gaya bahasa dan diksi yang digunakan menggambarkan tulisan Dee sendiri, yang mana tidak mendayu-dayu alias to the point dan gurih. Porsinya pas, tidak terlalu pendek maupun panjang. Sensasi misteri dan teka teki yang ada mam[u membuat pembaca jadi penasaran.
Tiga hal yang bisa disuka dalam novel ini adalah adanya unsur sejarah dan kebudayaan yang lokal, tetapi hal tersebut kurang dieksplorasi lebih dalam. Kemudian, ada bahasan makhluk mitologi lokal mulai dari Banasapati dan makhluk-makhluk lainnya.
Cukup Bagus untuk Mengedukasi Mitologi Lokal
Dengan adanya mitologi lokal, dapat memberikan pengetahuan dan penghargaan maupun penyadaran akan seberapa kayanya materi literasi yang bisa dikembangkan di nusantara. Novel ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari penulis, Dee.
Ia tidak membawa ke dunia fantasi secara langsung, tetapi dia memperkenalkan berbagai latar belakang di kehidupan sehari-hari sehingga pembaca pwelu terhanyut dalam kebohongan yang disajikan kemudian.
Para pembaca bisa terhanyut dalam kebohongan atau fantasi yang disajikan. Novel ini tidak sama seperti novel-novel Dee lainnya. diharapkan novel ini muncul sekuel dari Aroma Karsa tetapi sepertinya tidak.
Jadi?
Ratingnya cukup bagus di novel ini sehingga disarankan untuk pembaca membacanya. Novel ini juga menyajikan fantasi yang tidak terlalu tinggi sehingga anda tidak perlu pusing dengan bagaimana cara membacanya maupun menafsirkannya.
Oh yah, judul buku singkatnya Aroma Karsa, penerbit Mizan Media utama, dengan tahun terbit 2018. Jumlah halaman 686 halaman. Dengan nomor ISBN 978-602-291-463-1. Selamat membaca.