TRENDING, Malangpost.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia akan kembali mengalami cuaca ekstrem akibat La Nina pada akhir tahun 2021.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya memprediksi potensi La Nina kembali terjadi di Indonesia karena meningkatnya massa udara basah dari Samudera Pasifik ke Indonesia.
“Berdasarkan pemantauan parameter anomali iklim global oleh BMKG dan lembaga internasional lainnya, terdapat indikasi atau gejala, kemungkinan kondisi ENSO netral akan berkembang menjadi La Nina pada akhir tahun 2021,” kata Dwi dilansir dari CNN Indonesia, Kamis (26/8).
Dengan kondisi ini, jelas Dwi, La Nina akan mengakibatkan tingginya curah hujan di Indonesia. Pada tahun 2020, La Nina menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat 40 persen, bahkan di beberapa daerah hingga 80 persen.
Akibatnya, sejumlah wilayah, termasuk di Jabodetabek, terendam banjir. Banjir kala itu dikatakan lebih parah dari tahun 2007.
“Tahun lalu meningkat menjadi 40 persen. Di beberapa daerah bahkan mencapai 80 persen. Ini peluang yang akan terjadi lagi di akhir tahun,” katanya.
Namun, sejumlah prakiraan lainnya melalui Dipol Samudera Hindia, kata Dwi, fenomena cuaca di Samudera Pasifik tidak akan berdampak negatif atau netral terhadap cuaca di Indonesia.
“Meskipun dipol atau indeks Samudera Hindia untuk memprediksi apakah akan ada tambahan udara basah dari Samudera Hindia, ini menunjukkan netral. Artinya peluangnya relatif tidak ada,” katanya.
Namun, Dwi tetap menghimbau masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem memasuki Desember. Kondisi ekstrem seperti hujan lebat disertai petir, angin topan, berpotensi terjadi pada September hingga awal Januari 2022.
“Harap diwaspadai angin kencang, puting beliung, lalu juga hujan es, juga berpotensi terjadi. Kemudian dalam satu hari bisa terjadi cuaca yang tidak menentu,” ujarnya.